Monday, December 09, 2024

Mengeja dan Membaca

Zumi masih mengeja kata dengan pelan-pelan. Ia mula membaca takarir di televisi. Betapa sang ibu menemaninya dengan sabar, dari membelikan nugget dan mainan berbentuk huruf hingga papan tulis serta kapur.  

Kemarin, ia memilih sendiri buku bacaannya.  Kita pun sadar, bahwa fase tertinggi literasi adalah seseorang mampu mengubah dirinya setelah mengeja, menulis, dan berkarya. Puncak pengetahuan adalah tindakan.  

Mendorong khalayak untuk membaca, saya pikir, adalah mendukung mereka untuk menemukan dirinya. Nanti, percakapan antara manusia adalah pertukaran pengalaman dari individu-individu yang sudah selesai dengan dirinya.  

Kritik dan provokasi ditimbang jauh lebih bernuansa.  Dengan menimbang dan menilai serta mendorong pemikiran hingga ke akar, umat sampai ke dasar. Tantangannya adalah status media sosial yang bersumbu pendek cepat menarik tanggapan. Biasanya, anak-anak kecil sememangnya suka dengan mercon cabe rawit ini.

 

Sunday, December 08, 2024

Sidang Ilmu

Semalam, saya mempresentasikan makalah di Islamic Philosophy Conference 2024. Tajuknya adalah "Islamic Mysticim in Theory and Practice at Nurul Jadid Islamic Boarding School: An Interpretative Phenomenological Analysis.

Saya tertarik dengan paparan Muhammad Hasan Sadeqi asal Iran yang mengulas pengajaran filsafat Mulla Sadra di pondok (seminary) Iran. Bagaimana zikir dan puisi dilarang agar "santri" bisa mempertajam penalaran. Ini memantik soal dari panelis lain, Prof Claire Gallien dari Cambridge UK.

Malah, ada peserta yang menyoal di ruang percakapan Zoom yang menggugat paparan Sadeqi bahwa Ibn Sina adalah Syiah. Di akademia, perbedaan begitu tajam, tetapi sesi yang dipimpin oleh Justice Poe, berjalan baik, tanpa ada yang menaikkan suara, apalagi bilang "it is stupid" (goblok).

 

Saturday, December 07, 2024

Hadji Murat

Mengapa kita dekat dengan Rusia? Sebab di sini, ada Hadji Murat.
Perjuangan melawan despotisme, nafsu, atau keganjilan kehidupan itu sendiri adalah penting, ujar Tolstoy. Ini esensialisme lain yang perlu disimak.
Fiksi memberi jalan pada kita untuk mengerti liyan dan keseharian. Setidaknya, dari novel ini kita tahu bahwa jambon itu "pink".

 

Friday, December 06, 2024

Mulutmu, Harimaumu

Ahok terjungkal karena kata. Saya menyatakan waktu itu Basuki benar bahwa ada yang menggunakan agama untuk kuasa. Kini, Gus Miftah ambruk pun sebab diksi. Saya melihatnya sebagai isu relasi petinggi dan marhaenis. 

Untuk itu, piawai menganggit kata itu mutlak. Kita tak bisa mencegah orang lain untuk menyoal perkataan kita karena ucapan itu memasuki belantara, yang dapat dibingkai sesuai kepentingan sekutu atau seteru.

 

Thursday, December 05, 2024

Berkah

Berkah penjual es teh tidak akan membenarkan kata-kata kasar. Apalagi si penghardik dicap sebagai wali yang memberi jalan pada kemurahan hati Tuhan. 

Malah, dalam teori, durian runtuh hanya menyenangkan dalam kadar waktu tertentu. Justru, kejujuran dan ketulusan adalah kebahagiaan, meskipun kita tidak harus menjalani hidup seasketis Diogenes Laertius. 

Lalu, bagaimana nasib jamaah pengajiannya? Saya akan memberi pertimbangan pada istri dan Biyya, usah datang ke ceramah yang tak memantik akal budi untuk meraup pesan yang mencerahkan.

 

Wednesday, December 04, 2024

Sedotan, Perenggan, dan Kata Asing

Kami menunggu anak belajar di prasekolah tak jauh dari warung ini. Dari kedai seperti tampak dalam foto, saya dapat ilham menganggit kolom bahasa. Kak, ada sedutan (sedotan)? Apa? Oh, straw? Ia baru paham.

Sama dengan mahasiswa tatkala saya tanya perenggan? Mereka tak tahu. Baru mengerti setelah saya sebut padanannya, yakni paragraf atau alinea. Mengapa justru serapan luar diingat, tidak dalam? 

Bila akar bahasa kita adalah Melayu, dan diperkaya dengan bahasa daerah, maka kita percaya diri untuk menggunakannya. Jika tidak, Anda tetap orang Indonesia, kecuali Anda tak bayar pajak. Keluar! Kata Diajeng Sri Mulyani.

 

Tuesday, December 03, 2024

Ceramah Subuh1

Sepagi ini saya menyimak ceramah Kiai M Musleh Adnan melalui radio Brama FM. 


من اعتمد على علمه ضل

Filsafat, ujar beliau, té-maté ban "mengapa". Bagaimanapun, ilmu ini bergulat dgn kaidah Socrates bahwa kunci pengetahuan adalah bertanya. Andai pembelajar melihat sisi kearifan (wisdom), ia mengatasi data, informasi, dan pengetahuan.

Tentu, pernyataan ini berada dalam konteks bagaimana kita dapat meraih kehidupan yang baik (good life). Orang pintar kadang merendahkan liyan, bukan membebaskan khalayak dari ketidaktahuan. Masalahnya, banyak orang dungu yang menyebalkan, mau menang sendiri dan tidak berada dalam ruang gema (echochamber).

Pak Kiai berhasil mengajak kita berpikir, bukan sekadar tertawa dengan humor. Tak mudah memindah konsep akhlak yang bersumber dari alam pikiran Arab ke bahasa Madura. Menjura.

 

Mengeja dan Membaca

Zumi masih mengeja kata dengan pelan-pelan. Ia mula membaca takarir di televisi. Betapa sang ibu menemaninya dengan sabar, dari membelikan n...