Thursday, April 25, 2024

Syawal Keenambelas

Bersama TKI, kami pergi pada dini hari ke bandara ketika Anda tidur atau menonton laga bola Inggeris lwn Belgia. 

Sebagian buruh dari Madura tak bisa melakukan "check in" melalui kiosk meskipun mereka akrab dgn telepon pintar. Pekerja tangguh di negeri jiran, yang bekerja di ketinggian tanpa ketakutan, membantu negara ini dgn pulangan (remitansi) yang merupakan lima pendapatan terbesar negara. Tapi, mereka tak digelari karpet merah dan disambut dgn meriah. 

Setiap orang merawat hidupnya. Sebagaimana supir taksi, Pak Agus, mengantar kami pada pukul dua pagi dari penginapan. Keramahan dan kesabarannya mengajarkan kami bahwa kita memilih cara hidup dan memeliharanya dgn seluruh. Ihwal jargon bela ini demi itu, biarlah dilaungkan di atas panggung politik.

 

Wednesday, April 24, 2024

Syawalan Kelimabelas

Saya akan menjemput Biyya seusai mengajar pada pukul 14.20. Ketika selesai mengajar Tafsir Modern dan Kontemporer, saya segera menuju parkir. Dengan kecepatan 30 KM/Jam, saya sampai di warung Om, tak jauh dari sekolah. 

Sesampai di sini, Biyya bercakap dengan Vanda dalam bahasa Inggris. Keduanya tampaknya asyik bercakap-cakap. Kehadirannya di kedai ini untuk merayakan ulang tahun Biyya. Berkah. 
 

Monday, April 22, 2024

Syawal Keempatbelas


Kami memenuhi undangan tetangga untuk memperingati 100 hari kepergian Pak Muhammad Imam Wahyudi. Sebelumnya kami mendapat surat undangan untuk menghadiri kenduri tahlil. 

Seusai bersembahyang magrib, warga berdatangan ke rumah almarhum. Pak Tir membuka acara. Selanjutnya, hadirin membaca Yasin dan tahlil. Andai tak mengikuti kegiatan tersebut, mungkin kami tak "sempat" membaca Alqur'an. 

Selain itu, warga bisa bersua untuk bertukar cerita. Pak Nur, seperti tampak dalam foto, adalah salah satu warga yang sering azan dan memimpin zikir sebelum salat di masjid. Apa pun, tradisi ini dapat dipahami oleh masing-masing dengan pelbagai sudut pandang. 

Syawal Ketigabelas

Saya pernah berbagi bacaan ini dengan santri Pusat Pendidikan Al-Qur'an Puteri Pondok Pesantren Nurul Jadid dalam Diskusi Al-Qur'an dengan tema "Aktualisasi Generasi Qur'ani dalam Membangun Peradaban Negeri". 

Ini adalah buku pertama yang membahas wacana Alqur'an dari dua perspektif penting. Pertama, buku ini menelaah perkembangan evolusi konsep keilahian di Timur Jauh kuno dengan perhatian khusus yang diberikan pada apa yang ada di dalam Injil Hebrew dan Kristologi dari sebuah perspektif sejarah. Kedua, buku ini menggali pesan Al-Qur'an dari perspektif pengetahuan modern. 

Generasi milenial seeloknya memiliki kesadaran sejarah tentang penghayatan manusia terhadap Tuhan dan merenung bagaimana kitab suci menempatkan pengetahuan modern sebagai kelanjutan dari anjuran untuk berpikir (tafakkarun) dan bernalar (ta'qilun). 

Dengan dua aktivitas di atas, kita berharap peradaban bisa dibangun di atas landasan teologis dan sosiologis sekaligus secara serentak. Ini jelas pekerjaan yang menantang bagi setiap lapisan generasi. 

 

Sunday, April 21, 2024

Syawal Keduabelas

 Keduaanya memesan Tteobokki. Kami menikmati ayam penyet. Dari sini, generasi baru telah menyesuaikan dengan selera lain. 

Setelah menempuh perjalanan dari Ganding ke Surabaya, kami memastikan dulu untuk segera mengasup makan siang yang agak telat. Tubuh harus mampu menyangga jiwa. 

Lalu, kami pun mengunjungi kedai buku Periplus. Ternyata, banyak belia yang juga mencari bacaan di sini. Mereka sering bercakap dalam bahasa Inggris. 

Saturday, April 20, 2024

Syawal Kesebelas

Kemarin kami menghadiri halal bihalal pondok di aula 1. Acara ini dihadiri pengasuh, kepala pesantren, forkompimda, dan warga Nurul Jadid. 

Seraya menunggu kegiatan bermula, kami bertukar cerita. Pak Faridy adalah pengajar UNUJA yang membantu kami untuk memahami isu hukum, termasuk kasus gugatan pilpres di Mahkamah Konstitusi. Sementara Pak Holil adalah guru SMP yang ahli hipnoterapi yang pernah sama-sama bergiat di Lembaga Motivasi. 

Kiai Hamid menegaskan khidmat ekonomi sebagai bagian penting untuk memenuhi fungsi dakwah dan pelayanan masyarakat. Pesan ini ditekankan kembali oleh Pak Ugas, Pj Bupati, debgan ekonomi kerakyatan. Sambutan diakhiri oleh Kiai Zuhri tentang ketulusan sebagai dasar ikhtiar. 

 

Friday, April 19, 2024

Syawalan Kesepuluh

Senarai keinginan ditunjukkan di X agar warga yang membaca bisa menanggapi. Maklum, buku ini tergolong baru di rak buku Periplus mal Galaxi. 

Identitas itu mitos, ujar penganut posmo. Namun, orang modern menegaskan jati diri itu adalah rekonstruksi sosial, di mana kita adalah korbannya. Penanda dan petanda apa yang menjadikan kita sebagai Melayu, Jawa atau Madura?

 Apa betul eksistensi kita dipengaruhi oleh pesohor? Mungkin. Dulu, gaya rambut Demi Moore menjadi ikutan khalayak. Lagi-lagi, isu besarnya siapa iti manusia?

Syawal Keenambelas

Bersama TKI, kami pergi pada dini hari ke bandara ketika Anda tidur atau menonton laga bola Inggeris lwn Belgia.  Sebagian buruh dari Madura...