Wednesday, May 05, 2021

Hari Keduapuluhdua [Ramadhan 1442H]

The secret to happiness, you see, is not in gaining more, but in developing the capacity to enjoy less. ~ Socrates
Kami tetap berusaha menambah pendapatan, tetapi belajar untuk menikmati apa yang bisa dilakukan dengan pertimbangan khusus.
Mengapa Noam Chomsky menemukan keasyikan di kotanya tanpa merogoh kocek? Ada perpustakaan daerah. Lalu, bagaimana dgn remaja hari ini? Sediakan juga arena olah raga dan permainan. Fasilitas publik perlu disediakan agar mereka bisa menikmati keseharian tanpa menguras uang jajan yang tak seberapa.
Jadi, petuah filsuf tak bisa dicerna oleh banyak orang. Mungkin, kalau Socrates masih hidup, orang di pasar pun akan cuek karema lebih seronok berselancar di media sosial. Masa mereka akan diajak berbincang soal hakikat permainan?

 

Tuesday, May 04, 2021

Hari Keduapuluhsatu [Ramadhan1442H]

 

Saya sangat menikmati hadrah al-Banjari pondok. Tidak hanya suara indah itu, pukulan jemari pada kulit rebana sangat lembut. Meskipun pengeras suara itu begitu dekat, namun ia tak memecah telinga.
Ketika memejamkan mata, suara dan bunyi hilang tak berbekas, sebab keduanya hanya perantara. Ada ribuan kata yang juga sempat hinggap, tetapi akhirnya juga raib.
Begitu kosong. Tatkala perut juga kosong, maka ketiadaan itu nyata.

Monday, May 03, 2021

Hari Keduapuluh [Ramadhan1442H]

 

Jika pendidikan dianggap sebagai cara yang paling jitu untuk melatih makhluk berakal budi agar bisa menemukan jati diri, adakah identitas otentik bangsa ini telah dijelaskan dan dipraktikkan secara utuh? Betapapun secara formal ada cetak biru, namun dalam praktik keseharian pakaian dan kebudayaan tradisional, misalnya, hanya ditunjukkan pada kegiatan dan momentun tertentu. Jujur, pakaian dan kebudayaan tradisional hanya menjadi nostalgia dan klangenan, bukan ungkapan artistik utuh sehari-hari.

Selain itu, Seperti dikatakan oleh Herbert Spencer bahwa pendidikan bertujuan untuk pembentukan karakter. Jelas, pandangan filsuf ini ideal, sebab pada gilirannya pendidikan harus bisa memberikan jalan pada pelajar untuk mempunyai keterampilan teknis. Oleh karena itu, menurut Neil Postman, pegiat pendidikan harus memerhatikan dua hal penting, yaitu persoalan keahlian teknis dan sesuatu yang bersifat metafisik.

Pandangan seperti di atas sejatinya bukan hal baru, namun perkembangan zaman yang pesat menyebabkan pemaknaan terhadap keahlian dan konsep abstrak tentang kehidupan berubah. Di tengah usaha untuk menjadikan pendidikan sebagai jalan pembebasan, ternyata institusi yang mengurusnya acapkali terperangkap pada pemerolehan keuntungan. Padahal, ketika masyarakat dibentuk melalui kebudayaan, nilai-nilai dan hubungan neoliberalisme, hubungan antara pendidikan kritis, moralitas publik dan tanggung-jawab sosial sebagai sebuah syarat untuk mewujudkan warga negara yang berwawasan dan peduli akan dikorbankan karena kepentingan modal finansial, ketamakan perusahaan, dan logika pencarian untung. Tentu saja, ketegangan antara kepentingan pendidikan yang membebaskan dan biaya pengurusan yang tak lagi murah, menyebabkan ongkos untuk menyelenggarakan pembelajaran dan pengajaran semakin meningkat.

Sumber: Koran Kabar Madura, 3 Mei 2021

Sunday, May 02, 2021

Hari Keduapuluh [Ramadhan1442]

 

Mojokerto Jawa Timur
Sudut akan memberikan perspektif pada pelihat. Saya pikir hidup adalah soal melemparkan pandangan dan memasang telinga.
Dari sekian TOA, saya justru menikmati selawat Al-Khushary yang terdengar samar-samar dari kejauhan. Kita menemukan apa yang dicari, kata Rumi.
Setiap pencari akan menemukan apa yang diburu di kepala dan hatinya. Saya menemukan banyak pemandangan seperti ini di banyak tempat di tanah air. Ia hadir karena kita mengambil posisi berdiri. Jadi, kenyataan itu dilihat dari cara kita mengambil tempat.

Saturday, May 01, 2021

Hari Kesembilanbelas [Ramadhan1442H]


Pada semester ini, saya mengajar Ilmu Kalam untuk mahasiswi dan mahasiswa Perbankan Syariah UNUJA.

Saya meminta mahasiswa untuk berkomentar terhadap pandangan Nabbiyya, yang menegaskan bahwa masa depan itu ditentukan secara bersama oleh Tuhan dan manusia. Dengan demikian, grup Telegram mata kuliah tersebut tidak menjadi kuburan karena sunyi dari diskusi.

Ternyata, grup ramai. Setiap mahasiswa menyatakan pendapatnya. Secara umum, mereka mewarisi aliran Asy'ariyyah tentang iktisab. Seperti biasa, mereka akan menolak ide-ide Mu'tazilah dan Jabariyyah. Dengan memahami gagasan mazhab lain, seseorang akan memeriksa pandangannya selama ini.

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.