Kereta di atas adalah becak hias. Tak hanya satu, banyak model seperti di atas dengan pelbagai bentuk, seperti kereta berkuda, atau berupa singgasana kerajaan. Raja dan ratu yang bertahta itu adalah murid-murid taman kanak-kanak dan sekolah dasar (Madrasah Ibtidaiyah) di sebuah lembaga pesantren. Menjelang puasa, begitu banyak pesantren menggelar pawai atau karnaval. Tak hanya kereta, mereka juga menghadirkan kumpulan drumband yang sengaja diundang dari luar. Pelbagai atraksi dan drama jalanan juga ditampilkan. Saya bersama warga kampung berduyun-duyun, berdiri di pinggir jalan, menikmati hiburan yang hanya berlangsung setahun sekali, sebagai petanda dari perayaan akhir sekolah.
Wednesday, August 17, 2011
Saturday, August 13, 2011
Hujan Lebat di Hari Pertama
Kemarin, halaman dan tanah di pot bunga ini kering. Hari ini, hujan deras mengguyur bumi Jitra, Kedah. Bau khas tanah menyeruak. Butiran air tumpah dari langit. Tak lama kemudian, sisa basah tampak jelas terlihat. Setelah lama tak menikmati hujan, kami menemukan kegembiraan yang luar biasa. Tak pelak, saya berkicau di akun twitter, " Kita berkuasa memberikan makna pada setiap peristiwa. Kepada hujan deras hari ini, saya anggap berkah yang tumpah di hari pertama."
Ya, kami baru pindahan ke rumah baru, sebuah perumahan khusus untuk civitas academica UUM. Dengan diantar staf kampus, Encik Tajuddin yang ramah dan baik hati, kami berangkat dari penginapan menuju Taman Siswa. Di tengah perjalanan, kami sempat berbelanja di toko peralatan rumah tangga. Semuanya tampak baru. Siapa pun tentu merasa teruja dengan kebaruan, meskipun hakikatnya semua adalah perulangan. Bagaimanapun, sudut pandang kadang mendatangkan perasaan yang lain. Jadi, rasa nyaman itu adalah mudah.
Duh, tiba-tiba cericit burung memecah sore. Saya yakin burung itu sedang bertengger di salah satu dari dua pohon yang berdiri kokoh di halaman. Suara anak-anak kecil turut meramaikan hari menjelang senja. Nabbiyya pun bergegas ke luar bersama ibunya. Malah, si kecil sempat berkenalan dengan dua anak tetangga, Muhammad dan Nuruddin. Dengan mengenal dunia baru, keduanya tak akan pernah merasa asing. Demikian pula, di tengah perubahan yang cepat, kita berkejaran dengan waktu agar tak merasa kesepian. Untuk itu, mengenal kehidupan itu adalah perlu dan ini hanya dimulai dengan sapa.
Subscribe to:
Posts (Atom)
Murid Sunan Kalijaga
Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...