Wednesday, July 15, 2015

Berbagi Kue Kegembiraan

Ketika kita membeli kue hari raya dari penjual ini, sejatinya kita berbagi dengan pembuatnya yang bermodal kecil. Berbeda dengan kue sejenis yang dibuat industri besar, pengeluar rumahan mungkin tak mendapatkan untung besar. Tapi, mereka bisa mendapatkan hasil yang bisa menghidupi keperluan keluarga sehari-hari.

Hari raya keagamaan bukan saja tentang perayaan, tetapi juga keberpihakan pada pengusaha kecil. Dengan demikian, kue ekonomi tidak hanya  menumpuk pada pemodal besar.Pada gilirannya, apa pun yang terkait dengan Idul Fitri mengandaikan pilihan terhadap barang-barang yang dibuat oleh tangan sendiri dan tidak diproduksi oleh perusahaan multi-nasional. Kita juga memeriksa keperluan hari raya, seperti songkok, sarung, sandal, dan lain-lain untuk memastikan bahwa uang itu akan dinikmati oleh lebih banyak orang, bukan mengerucut pada segelintir orang.

Hari Kemenangan bukan semata-mata wujud dari keberhasilan menjalankan ibadah puasa, tetapi sejauh mana kegiatan keagamaan bisa merangsang kegiatan ekonomi yang tidak hanya halal, tetapi juga baik. Kata terakhir ini tentu membayangkan penggunaan barang yang berkelanjutan dan tidak merusak lingkungan. Selamat Hari Raya Idul Fitri 1436 H! Mohon Maaf Lahir dan Batin! 

Sunday, July 05, 2015

Mobilitas Mahasiswa

Setelah menempuh kuliah satu semester, para mahasiswa Universitas Syiah Kuala Aceh akhirnya meninggalkan Pusat Pengajian Pendidikan dan Bahasa Modern Universitas Utara Malaysia.

Meskipun hanya menghabiskan 6 bulan belajar di Sintok, mereka berhak menyandang sebagai lulusan UUM. Tentu bukan sekadar pada nama, tetapi juga kenangan, pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh untuk menyemangati kehendak menyelesaikan kuliah di tempat asal.

Di UUM, mereka tidak hanya menjalin hubungan dengan mahasiswa asal Malaysia, tetapi juga mahasiswa dari banyak negara yang melakukan program serupa. Malah, Ito, salah seorang mahasiswa asal Jepang, sempat membantu mereka memanggul tas ke bus yang akan membawa mahasiswa asal Tanah Rencong ini ke Kuala Lumpur. 

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.