Novel bisa merangkai peristiwa menjadi alur. Ia menyingkap 'pemikiran' menjadi percakapan keseharian antara manusia. Metafor itu telah cair berupa bahasa alamiah. Saya kemudian menebak-nebak untuk memasukkan ke dalam sistem: idealisme, rasionalisme, empirisisme, realisme, naturalisme dan mungkin regilius, yang mendaku menyemuai segala paham.
Malam, langit gelap, kilat dan halilintar menerangi dan berteriak, aku menekuri Pram dengan Rumah Kacanya. Meskipun, ia bercerita zaman pra-kemerdekaan, tapi, suasananya hadir kembali sekarang. Orang dengan pelbagai ragamnya, keterasingan dan sikap hipokrit, serta kekuasaan yang membuat banyak orang buta hati.
Lalu, hujan membantu bumi bergeliat karena seharian diterpa panas. Saya pun berharap besok bisa menikmati pagi yang cerah dengan tanah masih basah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pagi Sore
Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap c...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
No comments:
Post a Comment