Thursday, May 04, 2006

Siang yang Redup

Hari ini saya makan lebih awal karena tidak sarapan pagi. Di kantin harapan, saya menikmati makan pagi dan siang dengan santai sambil menonton National Geography, yang menayangkan bahaya air pipa terhadap tingkat kesuburan sperma di Amerika karena zat klorin dalam air. Saya tidak tahu, apakah ini akan juga terjadi di sini (Malaysia) atau di Indonesia sekarang.

Setelah sampai di kampus, saya mengirim sms pada pembimbing untuk menyerahkan bab dua. Di sana saya bertemu teman-teman yang sedang menekuri pekerjaannya masing-masing, membaca, berselancar di internet, ngobrol dan saya sendiri melakukan koreksi terhadap bab dua. Ternyata, bahasa Indonesia banyak yang tidak sama dengan bahasa Malaysia. Memang, saya merasa aneh membaca susunan bahasa Jiran ini karena terbiasa dengan bahasa sendiri. Tapi, itu tidak terlalu menghalangi untuk menemukan maksud yang ingin diungkap.

Siang yang redup karena mendung dan hujan rintik membuat saya merasa tentram. Selain udara segar dan pepohonan hijau lembut, saya melihat bumi tidak garang karena panas. Apalagi suara burung bernyanyi di pucuk pohon melengkapi suasana hari ini menjadi nyaman.

Saya berencana untuk mengembalikan novel lama Cinta di Kampus Biru oleh Ashadi Siregar (Gramedia, 1974). Tampak dari catatan belakang novel ini tidak sering dipinjam, karena sejak tahun 77, ia telah dipinjam pertama kali. Luar biasa. Meskipun kertasnya buram dan mutu cetakannya tidak bagus, ia tidak mengurangi keasyikan membaca sampai selesai. Ringan dan tak perlu mengerutkan dahi. Terbayang, bahwa novel yang difilmkan ini , bahkan dibuat versi sinetron, menawarkan warna lain tentang pengungkapan realitas. Tokoh Anton memang ideal, tapi setelah pemerannya Roy Marten dihukum karena sabu, membuat gambar makin rumit.

Lalu, CNN mengajak saya ke belahan dunia Amerika yang acapkali menjadi pusat perhatian. Pekerja Imigran memprotes rencana perubahan undang-undang tentang imigrasi. Ya, di mana-mana ada ketegangan antara masyarkat dan negara, seperti juga kasus buruh dan Undang-Undang Pekerja di negara saya.

Untuk jeda, hari ini saya ingin berburu novel lagi untuk temani malam yang kadang tak nyenyak.

No comments:

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.