Friday, February 16, 2007

Demam Panas


Kemarin Malam, saya merasa tak enak badan. Tapi, saya tetap memaksakan diri untuk memeriksa disertasi. Akibatnya, saya harus membayar mahal. Sore kemarin saya terkapar karena panas menyerang. Sepertinya, tubuh ini dipanggang. Kasur tempat saya tidur sepertinya dialiri api.

Tadi malam, saya turun ke bawah untuk menemui dr. Akbar Ali (panel USM). Untuk kesekian kalinya, saya berobat ke klinik Penawar ini. Terus terang, wajah ramah sang dokter membuat panas berkurang. Seperti biasa, saya diberikan obat 'panadol', antibiotik dan flu. Hanya sekitar 10 menit, dokter memeriksa suhu badan saya lalu menuliskan resep. Mungkin, kalau bunda ada di rumah, saya minta dikerokin agar demam hilang.

Karena tak enak makan, saya hanya memesan burger daging di Restoran Khaleel. Sambil menunggu, saya mendongakkan kepada menonton acara 999, program TV3 yang menyajikan tindak kejahatan.

Oh ya, saya punya cerita tentang sakit yang sama. Tetapi, karena teman baik saya mau mengambil gambar kami, dengan riang dan mengangkat jempol saya tersenyum. Aneh, bukan?

No comments:

Mengenal Pikiran

Kaum idealis dan materialis melahirkan turunan cara berpikir. Saya memanfaatkan keduanya tatkala mengajar Filsafat Takwil di Universitas Nur...