Jika kita menetapkan momen itu bermakna, maka detik-detik itu bisa jadi menegangkan. Persiapan menyongsongnya pun dipenuhi dengan banyak keinginan, kegiatan dan mungkin seakan-akan waktu tidak cukup dilesakkan dengan pelbagai aktivitas agar kita mempunyai banyak pengalaman untuk dinilai kembali. Pengulangan dan rutinitas perlu dipilah untuk tidak lagi diteruskan, agar hidup tertanggungkan. Kejemuan yang meruyak biasanya hanya mempercepat kematian karena keseharian diselimuti kebosanan.
Pagi, azan subuh dan sembahyang, Saya memulai membuka hari. Dalam gelap, saya berjalan ke warung 24 jam mengambil koran. Di sebelah toko itu, saya mengambil kotak kardus yang telah dibuang, dengan harapan akan diletakkan di bawah kotak surat sebagai tong sampah kertas yang acapkali diselerakkan oleh penghuni flat. Memang, petugas kebersihan sering membersihkannnya, namun hanya sebatas pagi. Menjelang siang hingga malam, kita akan sering menemukan kertas iklan belanja, tawaran pinjaman, kursus yang dimasukkan ke kotak surat itu mulai memenuhi lantai, tak elok dilihat.
Hari ini, saya mencoba membuka mata lebar-lebar apa yang bisa dinikmati untuk mempelbagaikan pengetahuan. Aha, kebetulan saya melewati Fakultas Seni, tanpa ragu saya memasukinya untuk menikmati pameran lukisan solo Syed Bakar Syed Salim yang mengambil tema Imagine Peace. Meskipun miskin pengetahuan tentang lukisan, saya mencoba mencatat beberapa judul dari karyanya, seperti Whirling Water at Lubok, Pool of Pleasure, Mixed Feelings, Blink Blue, Breath of Montain, 1 s/d 4, Palestinians Crisis dan Life's like that. Pada gambar terakhir yang dibuat hitam putih tampak suasana alam yang ditingkahi orang berbaris teratur. Mungkin, pesannya bahwa seyogianya hidup ini mengandaikan keteraturan, jangan menyerobot milik orang lain. Kadang saya memeras otak agar bisa mengaitkan judul-judul itu dengan gambaran visual, namun masih gagap. Lidah kelu dan jemari pun sekarang masih menerka kemana saya harus menautkan kata itu dengan coretan arcylic di atas kanvas.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Murid Sunan Kalijaga
Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment