Kadang tebersit, seperti kata eksistensialis, hidup itu adalah pilihan yang memikul tanggungjawab sendiri. Jadi, perokok itu dengan sadar telah menanggung akibat yang akan ditimbulkan dengan mengasup asap. Ia telah menukar kesakitan yang mungkin muncul pada masa yang akan datang dengan kenikmatan, mungkin tidak sesaat. Masalahnya, ia juga harus menghormati kekebasan orang lain, yang tak ingin mereguk asap dan menikmati lingkungan yang bersih. Adalah wajar jika pihak berwenang memberlakukan aturan kawasan bebas rokok, agar ruang publik itu betul-betul nyaman untuk khalayak.
Namun kadang saya kelu, ketika keluarga dekat menukas, mengapa ia tak berhenti merokok? Lho, inilah hiburan saya di tengah kehidupan yang makin keras. Memang, ia tak menghisap rokoh mahal, namun daun tembakau membuatnya tenang sejenak di tengah tuntutan kerja yang makin menumpuk.
1 comment:
salam kenal,
semoga semakin banyak orang yang sadar akan bahaya rokok.
Silahkan kunjungi informasi tentang berbagai karya ilmiah dari kami
http://www.unand.ac.id/arsipua/abstrak/
Post a Comment