Anak saya, Nabbiyya, malu bergambar dengan Miss Linda sehingga hanya Ibunya yang tampak dalam gambar di atas. Ya, kami memanggilnya Miss, bukan Cik. Ia pun mengucapkan thank you for your coming atas kedatangan kami. Maklum Miss Linda adalah pemilik sekolah Vital Years tempat anak kami belajar bahasa Inggeris. Ibu Nabbiyya sempat berfoto bersama untuk mengabadikan ingatan. Meskipun gambar tak terang, tetapi kami membawa cerita dengan riang.
Bunda Nabbiyya mencoba menghadirkan diri secara utuh dengan bergambar di poster sebagai tanda kehadiran. Poster ini dipancang di depan penaik (eskalator) menuju gedung perkahwinan. Masihkah Anda kontroversi foto pra-pernikahan? Kita tak perlu menambah beban pada mereka yang bahagia. Kita harus melihat banyak sisi dari hidup, agar tidak terperangkap pada sisi hitam-putih dari fiqh.
Poster ini tidak hanya berfungsi sebagai tanda petunjuk arah, tetapi juga menunjukkan pada kita bahwa orang tua dan anak-anaknya memilih cara berpakaian dan berpenampilan. Ini pun kita tak perlu risau. Semoga kedua pengantin malam ini mendapatkan berkah dan menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan rahmah. Doa kami ini untuk mereka dan seluruh manusia. Amin.
Saya pun mengekalkan majlis perka(h)winan dengan gambar yang berlatar mahligai pengantin untuk beristirahat. Nabbiyya menemani, meskipun ia sering berlarian ke sana kemari. Namanya juga anak kecil. Ia tidak bisa duduk diam dan manis di kursi. Tak hanya itu, ia merengek meminta sekotak permin yang dijadikan kenangan oleh keluarga pengantin bagi para tetamu. Bayangkan kalau saya yang melakukannya. Terima kasih Cikgu!
No comments:
Post a Comment