Monday, August 07, 2017

Konser dan Tahlil

Catatan pendek ini dimuat di koran Pikiran Rakyat. Dengan penamaan wisata, rubrik ini hendak melihat kata sebagai arena untuk mendatangkan kesenangan. Perjalanan ke tempat yang menggembirakan tentu menjadi impian setiap orang.

Demikian pula, bahasa adalah tempat orang yang hendak menemukan keseronokan. Betapapun abstrak, kata adalah wujud dari kenyataan yang hendak digambarkan oleh penikmat yang hendak dicicipi. Ia bisa menyembunyikan dan menampakkan pada waktu bersamaan.

Kata pada akhirnya adalah alat seperti jaring yang hendak menangkap ikan (makna). Kegagalan memahami alat penangkap bisa jadi akan menyebabkan binatang yang dipancing tak sesuai harapan. Kalau hendak mengail ikan di sungai mungkin kita tak perlu jaring, bukan?

No comments:

Syawalan Keduapuluhlima

Tujuan utama dari karya saya ini adalah melebihi epistemologi keilmuan Islam tradisional. Apa yang terlalu sering dielu-elukan sebagai sesua...