Tuesday, April 06, 2021

Sang Kiai adalah Arek Suroboyo


Beliau adalah salah satu tokoh yang menggagas sekolah putri Khadijah Surabaya. Dari Kiai Wachab, Kiai Hasyim, dan Kiai Wahid, lelaki kelahiran Paneleh ini belajar banyak hal.
Kisah hidupnya bukan hanya soal pendidikan tetapi juga kepolitikan. Sebagai wakil NU di konstituante, parlemen, penggerak kesetaraan perempuan ini mendapatkan kesempatan untuk berkunjung ke RRC.
Pengalaman ini merupakan mozaik yang turut mendorongnya untuk mencandra pendidikan secara progresif. Kini, pondok yang mempunyai program bahasa Mandarin secara sistematis dan banyak santrinya yang belajar ke negeri Tirai Bambu adalah Nurul Jadid, Paiton Probolinggo.

Berkat Gus Rijak Mumazziq Zionis (Lelaki Penghancur Zionisme), saya mendapatkan buku ini setelah sama-sama berbagi pengalaman dan pengetahuan dengan sahabat-sahabati PMII di Aula MANJ, 5 April 2021, pas hari ulang tahun saya. Betapapun sang kiai hidup di kota metropolitan dan berpikiran maju, lulusan pondok Tebuireng ini berpenampilan layaknya kiai pada umumnya, berserban.


No comments:

Syawalan Keduapuluhenam

saya pernah mengulas buku berjudul Santri Kendilen bersama Pemuda Desa Alastengah. Karya KH Zainul Mu'ien tersebut membahas pengalamann...