Thursday, January 13, 2022

Sate Gus Dur

 

Kemarin, kami pergi ke Kraksaan untuk mengantar Zumi ke sekolah. Di sela menunggu, kami mengunjung  soto Pak Wapo. Untuk pertama kalinya, saya merasakan nikmat racikan ketupat dan kauh, ditambah teh panas. 

Setelah itu, kami pun ke pasar Diva untuk membeli kebutuhan sehari-hari hingga pukul 10 dan segera beranjak untuk mencari warung makan sate atas dasar informsai dari Pak Ali, pengurus pondok Nurul Jadid. Lelaki ini menyebut masuk jalan Gus Dur, tepat Abdurrahaman Wahid. Di sini, kami memesan 10 tusuk kambing dan gulai. 

Tak lama kemudian, kami pun melangkahkan kaki untuk menjemput si bungsu. Ternyata, berlibur untuk kuliner itu bisa dilakukan sambil mengantar dan menjemput penyuka Rhoma Irama tersebut. Ini namanya sekali kayuh, eh dayung, dua tiga pulau terlampaui. 


No comments:

Syawal Ketujuhbelas

Biyya mendapatkan hadiah ulang tahun berupa novel dari Tante Ana. Dua anak imigran China di Melbourne, Australia hendak menautkan rasa di se...