Monday, May 16, 2022

Kisah Buku [2]




Cetusan terakhir dari penerjemah merupakan renungan pribadi. Kita tidak akan berhenti di fase yang semestinya dilewati. Tetapi, betapa banyak orang bertikai di dua arena ini, yakni pengalaman dan pengetahuan dari (tentang) agama.
Bacaan ini, Misteri Agama dan Refleksi Filsafat (Ircisod, 2022), bisa menjadi peneman untuk menjalani bulan puasa. Kita tentu telah meraup ingatan dalan menjalani kewajiban. Namun menimbangnya secara utuh melalui perenungan akal budi tidak bisa dielakkan. Ini bisa diraih dengan menghadirkan pikiran orang lain, yang meletakkan agama-agama dalam bakul yang sama.

Dengan mengunggah catatan ini di blog, saya berharap bisa menemukan lapisan-lapisan makna dari uraian. Ternyata, kedudukan biner, mistik dan refleksi, itu adalah penyederhanaan dari sesuatu yang kompleks. Dari sini, kita bisa melewatinya untuk tidak membelenggu dua kaki kita.

No comments:

Pondok

Dulu, kami memasak nasi di dapur umum, mandi di tempat pemandian umum, dan berjemaah di masjid setiap waktu salat. Di tengah malam, kami ban...