Saturday, June 18, 2022

Wayang Slamet Gundono

Saya sangat menyuka ulasan buku ini. Lebih jauh, karya biografi Slamet Gundono tersebut bercerita bahwa wayang itu konsep, bukan bentuk, semacam kulit atau kayu. Oleh karena itu, daya pikat dari warisan seni ini tidak terpaku pada pakem

Semoga Biyya mau membaca riwayat ini agar akar Ngapaknya bisa ditelusuri. Dengan daya ungkap baru, wayang bisa dinikmati oleh generasi sekarang. Di tengah kegemarannya pada novel-novel luar, seperti Geiman, Rolling, dll, siswi SMP Bhakti Pertiwi ini bisa mencari jejaknya sendiri melalui kisah nenek moyang. Apalagi penyuka Aurora juga telah mendaras Kiai Sadrach. 

Betapa Slamet, seperti Sadrach, telah melawan kehendak orang ramai pada masanya. Namun, keyakinannya telah melahirkan kepercayaan yang kokoh dan pengikut yang turut merayakan gagasannya. Di sini, pencarian adalah kata kunci, sehingga dalam proses menuju pencerahan bisa menjadi perjalanan yang menantang dan sekaligus menyenangkan. 

Betapa pagi ini, saya menemukan rekomendasi untuk membeli buku baru. Dengan kopi dan goreng tahu isi Tante Sulas, saya merasa cukup karena asupan pikiran dan ragaan berjalan seiring. 


No comments:

Syawal Keduapuluhsatu

Kolom Falsafah Harian di koran Kabar Madura pernah dibaca oleh 2000-an pembaca. Kumpulan dari anggitan ini akan diterbitkan.  Sementara, say...