Wednesday, February 01, 2023
Fatih
Alhamdulillah, dulu Fatih masih kelas dua SMP di Pondok Assalam, Solo, tatkala berkunjung ke rumah Bukit Kachi UUM kedah pada 2018. Ia sudah membaca Laut Bercerita oleh Leila S Chudori kala itu dan Biografi Gus Dur oleh Greg Barton di ruang baca, eh televisi, kami.
Semalam kami ngobrol kuliahnya di Kajian Rusia UI Depok dan kegiatannya di organisasi kemahasiswaan. Hidup terus berjalan. Saya bilang saya mengikuti akun Twitter Kedubes Rusia di Jakarta jauh sebelum perang pecah.
Apa damai itu bisa hadir tanpa perang? Itulah mengapa saya menulis kolom "Kedamaian" di Falsafah Harian koran Kabar Madura agar perang tidak melulu dilihat sebagai dua kubu yang sedang berbaku bunuh. Setiap individu sejatinya menghadapi perangnya dalam kehidupan sehari-hari, seperti kecemasan, stres, dan kesakitan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Puasa [17]
Berhenti sejenak untuk membaca koran Jawa Pos , saya tetiba merasa lungkrah. Satpam kampus memutar lagu jiwang, pas Iklim dengan Hanya Sua...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Dulu tatkala membaca karya Louis Dupre, saya menekuri teks berupa anggitan huruf-huruf di atas kertas. Penulis "Religious Mystery and...
-
Setelah kegiatan akademik dan rekreatif mahasiswa UNUJA berakhir di Menara Kembar Petronas, saya sendirian menuju Kinokuniya KLCC untuk meli...
No comments:
Post a Comment