Tuesday, September 02, 2025

Kajian Islam

Dr Dimyati Ahmad menyambut dan memimpin acara diskusi. Sebelumnya, saya telah merasa dekat karena ketua STIU ini sama-sama lulusan Malaysia dan menyelesaikan S3 di Turki. Seronoknya, lelaki asal Pamekasan ini turut membeli buku saya dan meminta tanda tangan. Begitu teruja.

Dr Dimyati mengingatkan polemik kami di koran Republika. Perdebatan ini bermula dari sebuah orasi ilmiah yang disampaikan oleh Hamid Fahmy Zarkasyi di Gedung Gema Insani, Depok, Jawa Barat, dalam acara syukuran dan pidato ilmiah atas kelulusan doktornya dalam bidang pemikiran Islam di International Institute of Islamic Thought and Civilization (ISTAC) Malasyia.

Lalu artikel Fahmy dimuat dengan judul "Menyoal Pembaruan Islam" (Republika 28/12/2006), yang didukung oleh “Ismail Fajrie Alatas” (Republika 5/1/2007) dan mendapat tanggapan dari Ahmad Sahidah (Republika 12/1/2007), Al Makin (Republika 19/01/2007) dan yang terakhir Ulil Abshar Abdalla (Republika 25/01/2007).

Kini, orang-orang yang berdebat di koran itu sibuk dengan urusannya masing-masing. Meskipun mengambil jalan berbeda, kami sejatinya merawat isu yang sama, penyegaran nalar Islam.

No comments:

Dua Keluarga

Ini adalah kesaksian dari teman sekamar kala saya menempuh pendidikan Agama dan Filsafat di IAIN dan kemudian bertukar UIN Sunan Kalijaga. K...