pertemuan yang sering di bilik karel dan dunia maya [blogger], bagi saya, adalah dunia kecil, tapi berguna besar. Bahkan, di dunia yang terakhir ini, kami telah menancapkan pena otentik, tertulis, tentang pikiran dan selain pikiran.
Terus terang, saya banyak menemukan kebaruan dari goresan mereka di sini. Ada yang tak terungkap di dunia nyata. Meskipun, kata Anna, ada penapisan dalam mengungkap.
Kenapa Cik Zubir, tak lagi memberikan komentar? Sibuk dengan proposal atau ...ehm? Ruang P Nasir juga tak terlalu banyak, mungkin banyakan kasih komentar? bakat jadi komentator neh? Ann tampak berpacu dengan waktu untuk memenuhi halaman bloggernya dengan keresahan selama ini? Saya harap ia akan jadi katup dan katalisator dari geram yang memuncak.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pengakuan pengaruh luar terhadap identitas dapat melonggarkan batas. Betapa lancung menegaskan jati diri seraya menutup diri sementara tan...

-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
-
Kata dalam judul sering didengar di tahun baru. Orang jiran menyebutnya azam. Anda bisa menyebutnya tekad. Buku ini menandai sebagian dari ...
1 comment:
Mengutip kata seorang sasterawan; tulisan yang kemudiannya menjadi sebuah karya adalah lahir daripada jiwa yang resah gelisah. Justeru daripada jiwa yang resah aku bisa menulis banyak2
Post a Comment