Tuesday, August 09, 2005

lelah

Kenapa takut lelah? karenanya saya bisa lelap dan mengumpulkan tenaga untuk hidup kembali. Menuai hasil dari lelah, sepertinya telah melakukan tugas sebagai manusia. Betapa berartinya kondisi fit, yang sebenarnya inilah yang telah menjadikan suasana hati membuncah. Kenapa dicari di tempat lain? Sesuatu yang tidak bersemayam pada diri? Semua ada pada diri. Hanya saja saya tak mau menyelaminya. Jika sehat dan pikiran jernih membuat warna daun pohon itu hijau dan tidak pucat, maka di sinilah saya telah menemukan makna kedekatan jiwa dengan alam. Kicau burung tidak hanya menambah riang, tapi juga mengajak berbagi dan ikan pun berlompatan seakan mengerti bahwa di sinilah kesejatian. Biawak, buaya kecil yang manis, selalu tampak lamban, tapi menyimpang ketenangan. Sepertinya, ia meyakinkan kita untuk tepekur dan tidak tergesa-gesa menyelesaikan hidup. Semua meraikan kegembiraan.

untuk teman yang lelah! dan tulisan ini selesai ketika ia hadir dan mengatakan telah sehat.

1 comment:

annaz 安阿兹 said...

Hidup ini sememangnya melelahkan. Setiap hari terjadi pertarungan antara hidup dan mati, antara kekacauan fikiran & ketenangan, antara sedih & gembira, antara melakukan & tidak .... bukankah segala2nya melelahkan? Kedamaian, ketenangan itu hanya bisa diperoleh apabila menatap alam ciptaan Tuhan ini & sekaligus mendekatkan diri kita kepadaNya. Lucu sekali, orang yang tak mengaku dirinya lelah justru dialah yang tertidur tadi. haha....

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.