Semalam warga membahas inisiatif kampung bahasa. Dengan KKN tematik, LP3M Universitas Nurul Jadid dan komunitas RT 23 RW 05 akan fokus pada penguasaan anak terhadap bahasa Arab dan Inggris melalui kegiatan bermain.
Wednesday, December 29, 2021
Kampung Bahasa
Semalam warga membahas inisiatif kampung bahasa. Dengan KKN tematik, LP3M Universitas Nurul Jadid dan komunitas RT 23 RW 05 akan fokus pada penguasaan anak terhadap bahasa Arab dan Inggris melalui kegiatan bermain.
Friday, December 24, 2021
Radio dan Ingatan
Mengapa radio ini?
1. Hemat listrik
2. Tanpa kuota data
3. Minim distraksi
Dulu, radio serupa bermerek National menemani kami. Siaran radio BBC berbahasa Indonesia gelombang SW mengungkap sisi buruk rezim kala itu. Kami juga belajar bahasa Inggris. It must has been love adalah nyanyian Roxette dibahas oleh tutor. Pastikan itu cinta!
Tatkala ayah dan kami menggali tanah untuk tempat pembuangan air limbah, radio itu menghibur kami semua. Tentu, siaran RRI Sumenep menjelang berbuka begitu menyeronokkan. Selawat Alkhushary sangat memukau.
Setelah menua, saya hanya memungut dan mengimbas ingatan.
Wednesday, December 22, 2021
Pangkas Rambut
Betapa menyenangka saya bisa mengantar Zumi mencukur rambut di kedai milik Mas Fery. Ini untuk kedua kalinya, ia mau memangkas rambunya di sini. Dulu, saya harus memangkunya agar ia merasa nyaman.
Di kursi panjang, saya menunggu sambil memerhatikan murid SD Namira yang tampak selalu tersenyum. Mungkin, ia merasa geli dengan getaran alat cukur listrik. Saya meminta Fery untuk tidak menggunakan silet karena Zumi merasa pedih tatkala mandi.
Setelah usai, saya merogoh uang sebesar Rp 5000 sebagai ongkos. Lalu, kami berdua pergi ke kampus. Adik Biyya ini sering memilin rambut depan dahi seraya menyebuk itu gaya Korea. Alamak!
Saturday, December 18, 2021
Gusti Marhusin
Semalam Pak Lurah Sekumpul Kalimantan Selatan, Pak Gusti Marhusin berkenan singgah ke rumah dalam perjalanannya menuju Banyuwangi. Tatkala saya menghadiahkan buku, teman satu kos di Sapen ini memberikan sebuah tasbih yang terbuat dari kayu koka Turki.Mungkin, ini isyarat dari langit, bahwa pikir dan zikir itu serentak. Tabik, Tuan. Tasbih itu diletakkan di kotak yang juga dibuat apik. Saya menyimpannya agar ingatan ini abadi. Insyaallah, saya akan melawat Sekumpul agar hubungan spiritual berjalan lestari.
Sarung BHS
Bila melihat pekerja migran memakai sarung BHS di masjid Semenanjung, saya memastikan ia berasal dari Madura. Apalagi, pejuang devisa ini juga bersongkok hitam tinggi. Mutlak! Betapa menyenangkan bila saya bertemu mereka secara kebetulan. Tiba-tiba, kami begitu dekat. Sepemerhatian saya, warga jiran memilih sarung Wadimor, Gajah Duduk, dan Atlas. Tetapi, mereka akan memilih batik khasnya yang bermutu tinggi untuk pakaian resmi. Hingga sekarang, saya masih memakai batik Kelantan, yang merupaka hadiah dari kelas mahasiswa di sana.
Setiap orang tentu memiliki kesukaan dalam berbusana. Kata istri, di Jawa tata pakaian itu mencerminkan kepribadian. Lalu, apa fungsi baju? Gengsi dan prestasi. Sementara, kini saya telah memutuskan untuk berhenti memakai celana "jeans" karena jenis kainnya memerlukan banyak air dalam pembuatannya. Selain itu, ada merek tertentu yang saya hindari sebab perusahaan tekstil ini mempekerjakan anak-anak.
Gambar sarung ini sekadar "hiasan".
Friday, December 17, 2021
NJ Mart
Wednesday, December 08, 2021
Zumi Bikin Konten
Tatkala belajar bikin konten, murid SD Namira ini sebenarnya hendak meniru sang kakak. Di telepon genggam Biyya, ada unduhan ulasan si sulung tentang sebuah buku. Dengan inisiatif sendiri, ia membuat lukisan dan memerikan komentar. Sayangnya, jumlah memori terbatas, sehingga telepon gengam saya tidak bisa merekam keseluruhan kisah.
I am from Indonesian, kata Zumi. Tentu, kalimat itu kurang tepat, tetapi anak-anak seusianya tidak bisa dihardik karena melakukan kesalahan tata bahasa. Mereka akan terus belajar bila diberikan kesempatan untuk mengungkapkan dirinya, baik melalui perkataan, permainan, dan persikapan.
Tahniah, Zumi!
Sunday, December 05, 2021
Pengajian Kitab
Sore ini, saya mengikuti pengajian kitab Jalalain dan Riyadhus Shalihin yang dibawakan oleh Kiai Zuhri Zaini melalui kanal Youtube Pondok Pesantren Nurul Jadid.
Dengan mengikuti kembali pengajian ini, saya menyegarkan kembali pelajaran tafsir yang diampu oleh Pak Johan di pondok Latee dulu.
Sementara, kitab hadits yang diurai dalam Riyadhus Shalihin dulu kami simak dan pelajari dari Kiai Ishomuddin Ilyas di Lubangsa Selatan. Menarik, peserta yang mengikuti pengajian ini dari daerah luar Jawa, seperti Kendari.
Wisata (siyahah) itu dianjurkan untuk merenung jejak kaum 'Ad, untuk melihat keadaan dan belajar. Untuk itu, melancong bukan sekadar melihat keindahan, tetapi juga kontemplasi dengan akal budi yang dibantu dengan panca indera.
Raker Pondok
Pada pukul 13.00-16.30, kami melakukan rapat kerja LMNJ (Lembaga Motivasi Nurul Jadid). Ada beberapa masukan Banwas (Badan Pengawas) yang menjadi pertimbangan utama untuk perbaikan yang akan datang.
Dengan visi LMNJ membentuk santri ideal dan misi pribadi santri yang memiliki semangat berjuang, konsistensi, bertanggungjawab, dan berdikari, maka program yg dibuat berdasarkan visi-misi ini. Salah satu kegiatan akan dikemas dengan outbond, sebab di sini santri bisa menyerap nilai melalui aktivitas fisik, yang juga melepaskan tekanan (katarsis).
Melalui kanalisasi ini, santri tidak hanya menjalani rutinitas yang nirgerak dan kognitif murni, tetapi juga psikomotorik. Untuk itu, aktivitas yang membuat mereka senang akan ditawarkan agar di hari libur mereka bisa bermain dengan riang.
Friday, December 03, 2021
Kisah Buku [3]
Mengapa kita perlu buku syarahan? Sebab buku babon pengarang menciptakan jurang yang dalam. Tatkala membaca Truth and Method, saya sering mengernyitkan dahi. Tentu, diskusi dengan Kamdani sebagai editor pada waktu itu, ada ruang yang terisi.
Kini, jarak itu makin dekat, meskipun distansiasi dan apropriasi dalam heremeneutik otomatis bekerja. Georgia Warnke memudahkan kita untuk memahami Gadamer lebih riang. Menariknya, buku yang saya pegang ini telah didapatkan oleh dua orang pertama, satu dari Sumenep, dan yang lain dari Ma'had Aly Nurul Jadid.
"Jauh sebelum kita memahami diri kita sendiri di dalam refleksi yang berlaku surut, kita memahami kita dengan cara yang terbukti dengan sendirinya di dalam keluarga, masyarakat dan negara" (hlm. 165). Pendek kata, kita telah mewarisi tradisi, sebagai sejarah efektif, untuk memahami kedudukan diri dan orang lain.
Kita acapkali terperangkap pada pemahaman diri tanpa menimbang liyan yang justru menjadikan tafsir produktif. Toh, akhirnya kita akan mengulik apa yang dipersoalkan (die sache), sehingga Gadamer sendiri menolak eropasentrisme tatkala membicarakan kebenaran.
Saya pikir batas-batas yang seringkali membelenggu kini telah diretas oleh kesadaran bahwa kita sering menemukan klaim kebenaran, yang setelah diperiksa isinya gerowong. Mengapa? Sebab pernyataan kadang dilontarkan hanya untuk gagah-gagahan. Contohnya, Tuhan itu bukan orang-Arab.
Murid Sunan Kalijaga
Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...