Tuesday, July 26, 2022

(Bukan Kopi) Kenangan

Bagi seorang ayah, kenangan apakah yang ingin diingat oleh anak perempuannya?

Boo Su-Lyn menulis dalam buku bagus ini (Saya tak semestinya sependapat dengan ide libertariannya) bahwa pegiat tersebut merasa terharu dengan kesabaran sang ayah yang mengantarnya ke sekolah tiap hari dengan sepeda motor kapcai C70.

Sampul belakang menunjukkan biodata hidup penulis, yaitu sebagai wakil editor berita dan kolumnis Malay Mail dan pendiri BEBAS, sebuah gerakan anak muda yang membela kesetaraan, sekularisme, dan penghentian terhadap diskriminasi. Tidak hanya itu, ia adalah host program wicara daring (online) yang membahas isu politik, ras, agama, hak-hak asasi manusia, dan demokrasi. Sebagai orang libertarian ia percaya pada keterlibatan pemerintah yang minimal dalam ekonomi dan isu sosial. Dengan melihat jati diri penulis, pembaca bisa membayangkan jalan pemikiran dan sikap wartawan tersebut.

Sebagai kumpulan tulisan, pembaca tidak perlu membaca buku ini dari awal, karena setiap tulisan diberi nomor dan judul yang menggambarkan isi. Dengan membayangkan pikirannya berdasarkan ideologi di atas, kita bisa memilih bagian-bagian yang mendatangkan daya kejut, seperti “Why I Left the Faith”. Pilihan meninggalkan agama di Malaysia tentu tidak lazim dan menggugat dasar negara, yaitu kepercayaan pada Tuhan sebagai sila pertama. Peliknya, hingga kini buah pikiran penulis ini tidak dilarang, seperti buku-buku yang dianggap mengganggu ketenteraman umum, seperti History of God oleh Karen Amstrong dan Allah, Kebebasan dan Cinta Irshad Manji
 

No comments:

Syawal Kesembilanbelas

Sebelum pukul 6, kami pergi ke musala pondok untuk mengikuti pengajian kitab anggitan Imam al-Ghazali. Meskipun hari ini kosong, karena kiai...