Tuesday, September 13, 2022

Cara Melawan Kebosanan


 Dulu, saya pernah menulis opini di harian Kompas.com berjudul "Mudik dari Kebosanan" (lihat di sini: https://www.kompas.id/.../2018/06/09/mudik-dari-kebosanan/), dan hari ini saya menganggit gagasan serupa dalam kaitan kejemuan sehari-hari di koran Kabar Madura.

Jika Anda jemu, berilmu. Bila ia masih hinggap, "raib". Lebih jauh, sila simak di sini: https://kabarmadura.id/kebosanan. Hilang itu perlu dilakukan dari keserbahadiran kita dalam banyak kegiatan, baik daring maupun luring. Kalaupun berselancar, kita mencoba berjarak dengan "hedonistic treadmill" agar berlari di tempat itu bukan mengulang tragedi Sysiphus. 

Tak mudah, tetapi sejatinya kebosanan adalah ketanggapan kita terhadap apa yang terjadi sehari-hari. Perulangan memang bikin jemu, namun tempat kita berdiri selalu dialiri air yang berbeda. Kebanyakan orang sering mengabaikannya karena mereka selalu mencari sesuatu yang baru di seberang. 

No comments:

Syawalan Keduapuluhlima

Tujuan utama dari karya saya ini adalah melebihi epistemologi keilmuan Islam tradisional. Apa yang terlalu sering dielu-elukan sebagai sesua...