Monday, August 26, 2024

Mie Gacoan

Menikmati mie Gacoan untuk menyenangkan anak. Saya menua. Selera sudah selesai. Tetapi, di siang itu, saya menikmati rada pedas dari olahan mereka. Ditambah lagi, saya lapar setelah melihat dari dekat para mahasiswa melakukan unjuk rasa tak jauh dari gedung DPRD Kota Probolinggo.

Segelas es coklat  melengkapi makan siang. Sementara, botol air itu dibawa dari rumah untuk menjaga asupan agar tenggorokan tidak kering. Nurja Water ini bisa dinikmati hingga ke hati, sebagaimana dalam iklannya. 


Setidaknya, kita bisa bikin jenama sendiri untuk makanan mie dan minuman mineral.

Sunday, August 25, 2024

Kelompok Cipasung

Seluruh elemen mahasiswa turun ke jalan untuk mengawal demokrasi. Mereka terdari dari organ HMI, PMII, GMNI dan banyak elemen BEM dari seluruh Probolinggo. Tujuannya satu, kawal keputusan MK. 

Rakyat bersatu tak bisa dikalahkan!  Yel ini diteriakkan. Mereka bernegosiasi dengan polisi yang menghalang para aktivis untuk berjalan ke gedung DPRD. Komandan menegaskan bahwa para anggota wakil rakyat akan menemui mahasiswa. 

Tak lama kemudian, anggota dewan yang baru terpilih itu berdatangan. Mereka  diminta membuka jasnya agar menjadi bagian dari rakyat kebanyakan. Hidup mahasiswa! 

 

Tuesday, August 20, 2024

The Giver

Biyya minta dibelikan buku ini melalui pesan ringkas Whatsapp. Dengan mengeklik lokapasar, saya membayarnya melalui mesin, tak perlu pergi ke toko. Karya tersebut diangkat ke layar lebar pada 2014. Versi buku terjual lebih 10 juta dan diterjemahkan ke dalam 30 bahasa dunia.
Dari sini, generasi di kampung keluar dari dunianya, yang terikat dengan banyak aturan dan harapan. Mereka melihat dunia yang lain dalam melihat kebenaran.
Di dapur, kami sering mengungkap kebenaran yang berbeda, yang tak disingkap agar harmoni kampung tak koyak. Kita belum bersedia menerima kebedaan, sebab diam-diam, hierarki mesti ditegakkan dengan mengabaikan kelainan.

 

Meneroka Jalan Filsafat

Bagi saya, pilihan belajar filsafat tampak konyol karena alasannya ia adalah ibu dan anak-anaknya bisa dipahami dengan mudah. Ini terekam di sini, https://alif.id/read/ahmad-sahidah/kenangan-mahasiswa-madura-belajar-filsafat-di-uin-jogja-b206624p/. 

Pengalaman bertambah-tambah karena saya membaca buku asli banyak filsuf di perpustakaan Hamzah Sendut, tempat saya menemukan karya Gadamer, Truth and Method, terbitan 1973. Undangan untuk berbagi pengalaman dengan mahasiswa USM minor falsafah dan tamadun sangat mengujakan. Saya harus bolak-balik memeriksa filsuf Barat, agama, dan pengalaman pribadi untuk meletakkan apa sesungguhnya hidup tentram, sebuah pertanyaan yang dulu diajukan oleh pemikir Yunani? 

Imajinasi atau intuisi adalah anak sah dari filsafat. Saya hanya perlu memberikan makna pada apa yang dialami sepanjang berada di atas bumi. Jati diri, misalnya, merupakan kunci untuk mengatasi halangan menikmati hidup. Apa yang terjadi bila kami menyanyikan balik kampung dalam perjalanan dari Kedah ke Pulau Pinang? Keriangan sebab ari Biyya ditanam di asrama Tasik Harapan USM. 

Ya, identitas itu mitos dalam dunia pascamodern. Kita terperangkap pada gagasan modernitas bahwa keadaan kita ditentukan oleh rekonstruksi sosial, padahal tidak sepenuhnya diri kita berpijak pada tempat kita membesar. Apalagi, ide klasik bahwa identitas kita itu pasti. Tidak! 

Kata-kata mudah retak karena ia hanya mewakili sesuatu (things) yang telah dibebani oleh banyak hal di luar kehendak kita, bahkan. Kami bisa tinggal di Paiton dengan tenang, sebab jiran baik-baik belaka. Tetapi, saya menikmati soul dan blues dari radio radio Amrik The New 88.5 FM. Biyya mendengar lagu Billie Eilish dan sang ibu memutar lagu Ziana Zain dengan Madah Berhelahnya. Zumi bermain dengan teman-teman seraya menggunakan bahasa yang mereka saja yang kadang paham. 

Bila ketentraman hidup dirasakan, itu sesungguhnya hakikatnya kita dapat melalui perenungan. Dari refleksi, kita bisa memahami ucapan bijak seperti ini, the function of prayer is not to influence God, but rather to change the nature of the one who prays. ~ Søren Aabye Kierkegaard (5 May 1813–11 November 1855). Tetapi, selalu saja makna hinggap di kepala tanpa kita bisa memaksa orang lain untuk berpikiran sama. 

Tadi, saya berjemaah subuh di masjid sebelah rumah. Saya tak perlu bertanya doa apa yang dipanjatkan tetangga sebab setiap individu menjalani hidup dengan apa yang dipikirkan dan dirasakannya sendiri. Hanya, sejauh mana otonomi itu ditegakkan, di sini hidup tertanggungkan. 

 

Monday, August 19, 2024

Ziarah Umrah

Alhamdulillah, kami sekeluarga dapat mengunjungi rumah Sonduk Mas Noer Syamsi Zakaria, ngalap doa. Setelah sekian lama kami hendak berkunjung, baru kemarin saya, isteri dan dua anak bersilaturahmi. Seraya menikmati nyanyian Arab sambil minum air zamzam dan mengudap kurma, kami bercengkerama. Tak lama kemudian, Paman Jaka datang. Kami berdua berbagi cerita tentang politik lokal dan musim tembakau.

Biyya pun membuka ChatGPT untuk menemukan jawaban pertanyaan how to get out from a boring situation? Zumi pun bilang mau pulang karena ia harus bermain dengan teman-temannya. Dunia dewasa dan anak-anak memang berbeda, tetapi keduanya akan belajar budaya setempat bahwa tradisi itu perlu lestari.
 

Wednesday, August 07, 2024

Nirvana


 Sebagai remaja di kampung, saya hanya ikutan-ikutan suka musik Barat. Tetangga memasang poster Kiss di rumahnya. Teman pondok mengenalkan pada Skidrow dan GnR. Nomor Nirwana yang saya kenal dengan pemuh khidmat cuma Girl. Asyik aja!


Lalu, mengapa Cobain murung seperti dikabarkan oleh koran ini? Apa ia tak terhibur? Oh, ada masalah keluarga, hubungan asmara, dan penyakit usus yang membuatnya tergantung pada obat penenang dan heroin.

Saya melihat sisi lain dari hidupnya, tak terjerat oleh populeritas. Karyanya tak biasa. Dengan melihat lihat orang tak hitam putih, sejatinya kita hendak belajar bahwa kita akan menerima kekurangan dan kelebihan diri dan liyan.

Bila intro 'Smells Like Teen Spirit" terdahsyat, saya merasakan itu pada pembuka lagu Malapetaka, Rhoma Irama. Ini momen yang menjadikan kata tak cukup. 

Candi 1000

Ketika Horkheimer dan Adorno menyoal Pencerahan mengekalkan kembali mitos yang disangkal, apakah kisah Odysseus itu bisa dibandingkan dengan dongeng Roro Jongrang dan Bandung Bandowoso?

Roro pikir ia bisa memanipulasi alam (akal budi instrumental) dengan menyalakan api agar ayam berkokok. Justru. perempuan itu menjadi patung (candi) ke-1000. Teknologi kini, seperti telepon pintar, yang diharapkan untuk melawan mitos (seperti tidak efisien) justru melahirkan kemalasan dan keteralihan.

Catatan: Buku ini didapat dari warung ayam goreng Rocket Chicken Paiton. Kata Zumi, itu hadiah dari "happy meal". Saya tak bahagia karena anak ini kadang lebih suka mainannya daripada makanannya
 

Malin Kundang

Betapa senang Zumi dapat mainan dan buku cerita dari warung makan waralaba lokal. Kemarin penyuka Megalodon ini minta saya membacakannya.

Dengan mengasup cerita setempat, anak-anak akan mendapat kisah yang menjadi sumber pengetahuan dan pijakan tindakan. Kedurhakaan Malin Kundang menegaskan tesis etika konsekuensionaliame, bahwa perbuatan jelek berbuah buruk.

Sejatinya, dari mitologi lokal kita berharap lahir teori filsafat dan psikologi sehingga alam pikiran kita berteraskan legenda Nusantara. Semisal, prilaku sang Ibu merupakan antitesis dari etika Carisme Carol Gilligan. Aha! Mengapa nama emak Malin tidak disebutkan namanya?
 

Cahaya Rasul

Saya sekali mengikuti pidato Danarto di Hall IAIN Jogja dulu. Betapa takjub dengan kehadirannya. Ia hadir bersama Cak Nun. 

Buku ini didaras kembali untuk menimbang renungan penulis Godlob tentang Nabi. Karya yang layak dibaca oleh khalayak menjelang hari kelahiran Rasul.

Perkataan Baginda Muhammad mendapat penafsiran yang hidup. Jelas, guratannya bersumber dari pengalaman dan pengetahuannya yang dalam.

Saya suka halaman 122 tentang keinginan Nabi untuk dikuburkan di rumahnya. Kediaman ini adalah surga. Ya, kita menemukan jannah di tempat tinggal kita
 

Buku dan Praktik

Dalam The Conquest of Happiness, Bertrand Russell menyebut takut pada pandangan umum menghalang diri dari kebahagiaan. Jelas, Shamsiah Fakeh melawan kehendak orang ramai sbg perempuan Melayu, yakni bergiat dalam komunisme sbg wujud perjuangan.

Saya meminta Biyya untuk menahan diri menyatakan pandangannya, semisal apa ateis bisa hidup di Indonesia? Apa LGBT itu kehendak. Tuhan? Hal serupa juga saya minta pada mahasiswa. Masyarakat belum siap menerima perbedaan.

Setidaknya, kita bebas menyatakan diri di rumah, yg mana tanda-tanda, slogan-slogan, dan jargon-jargon tak digantung di dinding. Bahkan, kita bisa memilih diam bila berada di luar.
 

Graha Pena

Saya mengenal Jawa Pos sejak belajar di pondok Annuqayah. Kami membacanya melalui papan koran di depan asrama Latee atau masjid Lubangsa.

Tulisan pertama di koran terbesar Republik ini bertarikh 2004, di kolom di Balik Buku. Manakala, karangan opini berjudul "Agama, Musik, dan Politik" (2005) dianggit di bilik karel USM. Kumpulan pendapat dikumpulkan dalam buku "Kehendak Berkuasa dan Kritik Filsafat (2021).

Dengan mengajak Biyya dan Zumi berfoto di sini, keduanya akan menyusuri jejak hidupnya juga. Berterima kasih adalah wujud dari penghargaan pada banyak kebaikan orang-orang yang berada di gedung ini.

Kini, kami punya kelas literasi di pondok Nurul Jadid. Media cetak surat kabar tersebut masih ditempel di papan koran. Banyak tetangga masih berlangganan Radar Bromo versi cetak. Kertas masih membekas, sebab digital bikin mudah teralih perhatian.
 

Suasana

Biyya belajar untuk tersenyum tatkala berfoto bersama. Zumi tidak. Anak bungsu ini lebih spontan. Orang dewasa tentu menimbang situasi. Keduanya menggunakan kata bahagia dan bosan dalam alamnya masing-masing, seperti anak-anak pada umumnya.

Lalu, apa kejemuan? Edward De Bono bilang, ia adalah kebingungan, ketiadaan arah, dan tekanan dari kehidupan modern yang rumit (1967: 1).

Apakah sekolah bikin jelas, menunjukkan arah, dan mengurangi stres? Ini sejatinya tugas semua, mengingat institusi pendidikan bisa jadi secara tidak langsung adalah aparatus ideologi negara. Tentu, orang tua turut bertanggungjawan pada suasana batin buah hatinya
 

Monday, August 05, 2024

Identitas itu Mitos

Kita bisa mengenali teman atau orang lain dari ucapannya. Apa yang diungkapkan adalah batasan dunianya. Masalahnya, apakah ungkapan itu diketengahkan secara utuh oleh bersangkutan?
Semalam di sela kegiatan kajian kitab pondok muncul soal Ba'alawi. Kiai dan ustaz menyatakan pendiriannya dengan penuh adab.
Menurut saya, alasan historis jelas subyektif. Tes DNA pun memiliki keterbatasan, meskipun demikian pohon silsilah itu tetap mengandaikan asal muasal manusia secara evolusi.
Atas dasar sains, saya tepekur, apa makna dari perubahan? Adakah manusia telah mengalami evolusi kultural? Kini tribalisme muncul kembali, bahkan di negara maju, seperti Inggris. Padahal, identitas itu mitos. Batas bisa diterabas. Jati diri sejati adalah kita sebagai manusia. Selebihnya, beragama ini, bernasab itu, adalah pilihan atau warisan.

 

Sunday, August 04, 2024

Warung dan Percakapan

Ibu keduanya pergi ke rumah jiran bersama tetangga sebelah untuk "menjenguk" bayi. Kami pun berkunjung ke warung terdekat, Kitoz.

Di sela menikmati makan malam, Zumi bertanya mengapa ia tak merasakan getaran bumi? Bukankah ia bergerak? Sang kakak menukas, karena perputarannya sangat cepat, kita tak merasakannya. Karena penasaran Zumi juga bertanya mengapa banyak truk menuju arah ke Bali?

Sementara, Biaya bertanya soal Tuhan. Bagaimana cara membuktikannya? Filsuf Thomas Aquinas mengajukan pandangannya, yang dikenal dengan 5 hal yang menegaskan eksistensi Tuhan. Apakah ini sejalan dengan sains? Tidak, ia filsafat.

 

Saturday, August 03, 2024

Memahami Ren

Ren adalah kata kunci dalam Kitab Sabda Suci Confusius. Ia disebut sebanyak 105 kali dengan banyak erti, seperti welas asih, altruisme, cinta, kemurahan hati, kebaikan sejati, tindakan sempurna, dan perikemanusiaan.
Keluarga merupakan ajang melatih ren kita. Secara umum, keluarga kita meyakini nilai-nilai tersebut berdasarkan kitab suci dan hadis Nabi.
Tetapi, mengapa sesama kita sering bertikai dan bertikam lidah? Itu pun masalahnya masih berkisar pada apa zikir dibaca keras atau pelan? Yasinan di malam Jum'at berdasar dalil atau dalih?
Usah habiskan waktu berdebat isu perbedaan pendapat. Mari urus makan dan minum dari tanah sendiri seraya berusaha untuk menghasilkan bahan secara organik. Selain halal, kita menimbang baik sebagai syarat mutlak agar kita dapat menjaga bumi secara lestari.
Masa cuma mau makan ayam goreng kita harus pergi ke KFC dan McD? Keduanya mendukung genosida. Jelas-jelas perusahaan makanan tersebut anti-kemanusiaan.

 

Filosofi Teras

Saya membaca ulasan buku ini di koran KOMPAS dan Jawa Pos. Kini karya penulis The Alpha Girl's Guide berada di tangan setelah petugas ekspedisi Tokopedia memastikan alamat rumah melalui telepon.

Kata A Setyo Wibowo, perang sejatinya belum usai. Perang mulut para politikus, beda pendapat cerdik cendikia, siasat dagang iklan yang menggerojok benak pemirsa dengan bujukan menghiasi keseharian.

Adakah filsafat kuno bisa meringankan beban? Ya, tukas Henry Manampiring. Jika jawabannya bisa diberikan dalam bahasa yang mudah, maka seseorang tidak perlu bersusah payah.
 

Thursday, August 01, 2024

Obrolan Meja Makan

Di sini, kami berbagi banyak dengan leluasa. Tiba-tiba, si sulung bertanya, apakah filsafat itu cocok untuk anak-anak? Maklum, murid SD Namira ini telah membaca Dunia Sophie, meskipun ia sering bertanya daripada mengerti.

Untungnya, mentor klub filsafatnya dulu di SD UUM IS, Mr Charlie bilang bahwa berpikir itu adalah bertanya apa yang tidak dipahami. Nah, kakak Zumi dan teman satu klubnya terbiasa bertanya. Jadi, tatkala anak kelahiran Pulau Pinang menyoal bahwa kami tidak fair karena mendahulukan si adik ketika berebut saluran televisi, kami tentu tidak akan membahas teori keadilannya Rawls.

Sejatinya, filsafat itu tidak haram. Hanya, bagi orang kebanyakan, percakapan ini tak perlu didesakkan sebab kebanyakan mereka "banyak pikiran" soal benda tanpa penalaran lebih jauh. Masalahnya, banyak orang dewasa yang belum memahaminya secara utuh, tiba-tiba menghakiminya tanpa pemeriksaan secara teliti. Jadi, sudah waktunya anak SD diajari filsafat agar mereka menua dengan penuh kebijaksanaan.
 

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.