Dulu
Rumah kami perlu empat lampu, yaitu teras, ruang tengah (tanpa kamar), dapur, dan kamar mandi. Kami tak perlu pompa karena cukup menimba air dari sumur. Kebutuhan listrik sangat minimal. Tanpa arus, kami bisa makan dan minum sebab tungku berbahan bakar kayu.
Kini
Kami sangat bergantung pada listrik untuk semua kebutuhan di atas. Untung ada gas, sehingga kami bisa menyeduh minuman panas di pagi hari ketika lampu padam, baik karena giliran maupun kerusakan. Tanpa tenaga listrik, air tak naik. TV dan telepon menemui ajal.
Renungan
Betapa jejak karbon kita tinggi. Secara tidak langsung, kita turut memanfaatkan eksploitasi sumber daya alam yang menimbulkan bencana. Kata "mafsadat" dalam istilah fiqh perlu diperiksa ulang, sebab sebagian sumber listrik kita dipasok dari PLTU yg berbahan batu bara.
No comments:
Post a Comment