"Kalau kulihat sepintas lalu, mesin itu celaka tiga belas buat masyarakat manusia" (Denmas, hlm. 171)
Lihat sejenak di kampung kita. Warga tak lagi menimba air. Mereka menekan tombol pompa air dan duduk manis di depan TV.
Waktu luang seakan-akan makin bertambah, padahal biaya hidup semakin mencurah. Dulu, di bibir sumur kami bercengkerama dgn tetangga dan sekaligus mengerah tenaga sehingga berkeringat, sehat.
Lalu, ketika tenaga diganti dgn mesin, siapa yang ditindas? Manusia yg tak melihat kebutuhan asli, makan, pakaian, dan rumah, sbg otentik. Mereka bekerja untuk memenuhi keperluan palsu.
No comments:
Post a Comment