Friday, June 25, 2010

Jalan Kaki


Kemarin, saya tak naik motor ke kampus, tapi berjalan kaki. Sebenarnya jarak rumah ke kampus tidak jauh, namun karena saya harus memutar, masa tempuh yang dihabiskan lebih lama. Malah boleh dikatakan saking dekatnya, tak lebih dari sepelemparan batu. Pagar telah menghalang kedekatan, namun tentu itu diperlukan untuk keamanan. Untuk menjalani ritual ini, saya sengaja menyetel radio, Sinar FM, radio lokal yang acapkali memperdengarkan lagu-lagu retro atawa lama. Di perjalanan, lagu Menghitung Hari Kris Dayanti menempati deretan lagu yang diputar. Langkah kaki ringan, karena pagi itu sisa basah hujan masih kuat. Udara segar menyerbu masuk rongga dada.

Niat hati untuk menikmati taman kampus dengan berjalan tak menjadi kenyataan. Di pintu masuk, teman Yaman, Ali, berhenti di pos satuan pengaman (satpam), menanyakan sesuatu pada petugas tersebut sambil menghentikan langkah saya. Lalu, setelah usai berbincang, dia mengajak saya untuk diantar ke tempat tujuan. Alamak! jadilah saya masuk ke mobil lamanya. Padahal dalam benak, saya akan mengambil gambar deretan bus yang diparkir. Kendaraan berbadan besar dari seluruh perguruan tinggi negeri se-Malaysia mengantarkan stafnya untuk mengikuti lomba olahraga antara staf dari tanggal 10-26 Juni 2010. Gambar grafis yang tertera di badan bus perguruan tinggi itu tampak khas dan unik. Untungnya, kawan baik itu berhenti di kantor pusat satpam. Udah lama saya ingin mengambil gambar danau kampus dari tempat ini (seperti di atas). Meski niat tak sampai, paling tidak gambar ini telah mengobati.

Kabar baik yang sempat berselirat di benak adalah selentingan yang sempat terdengar bahwa kampus akan menerapkan kebijakan semua civitas academica tak menggunakan kendaraan, melainkan berjalan kaki. Mengingat pengalaman sebelumnya, berjalan kaki di dalam kampus akan membuat hubungan erat antara mereka. Hiruk-pikuk dan asap bus, mobil, dan sepeda motor membuat tak nyaman warga. Oleh karena itu, penyatuan tempat parkir di lapangan besar seperti Padang Kawad Resimen Mahasiswa mungkin dilakukan. Mungkinkah?

1 comment:

annaz 安阿兹 said...

Minggu sebelum berlangsungnya SUKOM di USM, USM dimeriahkan oleh Palapes dari seluruh IPTA Malaysia. Macam2 bas yang ada. Sempat ambil gambar beberapa daripadanya.

Tentang perancangan ke arah kampus bebas asap kenderaan, tak mampu tercapai seratus peratus. Komuter USM sekurang2nya masih beroperasi memandangkan jarak desasiswa yang jauh, terutamanya Tekun, Restu dan Saujana. :) ANN

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.