Thursday, May 17, 2018

Puasa Kachi [1]

Firdaus, mahasiswa SBM, memotret jamaah tarawih. Setelah usai witir, saya memintanya untuk mengirim ke telepon melalui WhatsApp. Malam pertama, masjid Asy-Syafi'i dipenuhi oleh mahasiswa dan mahasiswi. Malah, pelajar lelaki meluber hingga ke serambi kiri bangunan utama.

Sebelum dimulai, panitia menyampaikan pengumuman bahwa salat malam ini akan dilaksanakan sebanyak 8 rakaat dan witir 3 rakaat. Pegawai Pusat Islam, Ust Shahidan Marecan dan Ust Azhar turut hadir dan memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk memimpin.

Seusai witir, kami berzikir. Lalu, saya pun beranjak pulang. Istri, Biyya dan Zumi belum tidur. Kami pun bercengkerama. sebelum jarum jam menunggu angka 1 lebih 10 menit, kami merebahkan tubuh di kasur. Pada pukul lima, saya dan isteri bersahur bersama. Ayam pepes pedas terasa dahsyat. Maknyus! Kachi sunyi. Sebelum subuh, saya pun membuka plastik buku Tafsir Buya Hamka terbitan PTS. Begitu menggugah pengantar karya mantan ketua MUI, yaitu dipersembahkan kepada ayah, paman, dan isterinya. Mungkin karena saya sudah terbiasa, hari pertama dilalui dengan mudah. Susahnya, karya penulis Di Bawah Lindungan Ka'bah hanya didaras pada halaman awal dan tak beranjak jauh. Tadarus tak berjalan lancar.


No comments:

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.