Tuesday, May 22, 2018

Puasa Kachi [4]

Kemarin kami membeli kurma Safia, yang bertangkai. Sebelumnya, kami sempat mau menikmati kurma madu kembali, namun tak menjadi. Karena dulu pernah merasakannya, kami akhirnya memilih yang pertama.

Bukan sekadar membeli, kami juga menimbang toko ini, yang penjualnya ramah. Malah, Biyya mendapatkan buku Iqra' dari kedai di belakang pasaraya C-Mart. Ini pertama kali, kami mengunjungi pasar Ramadhan di Changlun. Seperti biasa, jalanan sesak dan keadaan hiruk pikuk.

Menghadirkan suasana puasa bisa dilakukan dengan pelbagai cara, seperti mengudap kurma ketika berbuka. Pak Hamid, teman dosen asal Pamekasan, bercerita bahwa jenis kurma ini bermacam-macam, dari rasa  hingga harga. Ya, dulu saya pernah membelinya 1 kg dengan harga murah dan rasanya pun tak renyah. Tapi, ada rasa lain yang diraih, sunnah, yaitu memindahkan pengalaman nabi dalam kehidupan sehari-hari. 

No comments:

Syawalan Keduapuluhlima

Tujuan utama dari karya saya ini adalah melebihi epistemologi keilmuan Islam tradisional. Apa yang terlalu sering dielu-elukan sebagai sesua...