Saturday, January 29, 2022

Seolah-olah itu Berkah


 Kalau bahagia membuat kita tersenyum, maka sebaliknya juga. Hal terakhir ini disangga oleh prinsip seolah-olah. Apa pun yang terjadi, coba katakan "cheese", maka wajah kita akan akan sumringah. Dari sini, keriangan menjalar ke seluruh penjuru.

Semalam, istri menyoal bahwa itu lahir dari keterpaksaan. Sikap ini dibuat-buat. Tetapi, tatkala kami berfoto bersama, dgn memasang wajah ceria, hidup terasa lebih nyaman. Soal Zumi bikin wajah aneh, itu anak-anak. Ia gembira sepanjang waktu. Ya, kita bisa melakukan penelitian kecil-kecilan tentang hubungan emosi dan respons tubuh.

Oh ya, Aristoteles masih dikutip di sini (hlm. 57). Tatkala filsafat masa itu merangkumi banyak isu, seperti biologi, dll, pandangan bahwa filsafat muflis karena sains kini menggantikannya perlu disimak kembali.

Karya ini berpijak pada tesis dari W James, jika Anda ingin hidup bermutu, bertindaklah seolah-olah Anda telah memilikinya. Saya merasa kaya ketika naik bus, karena (merasa) punya supir pribadi dan bermurah hati berbagi dgn orang lain (baca: penumpang). Lagi-lagi, arti kata itu mudah retak. Kaya itu bukan ini.

Setiap orang berburu makna kayanya sendiri. Bukankah begitu?

No comments:

Syawalan Kedelapanbelas

Kami menemani Zumi, yang mengikuti lomba bersama-sama kawan-kawannya di SD Katolik Pius Kraksaan. Mereka  mengikuti pelbagai bidang pelajara...