Thursday, May 12, 2022

Kuburan Ayah


Dulu, ketika masih berusia 5 tahun, Biyya pernah berujar bahwa ia ingin menemui sang kakek dalam kuburnya. Kami pun terdiam. Kini, Zumi berkata lain, apa mbahnya melihat ia berdiri di pinggir makam? Kami pun menahan tawa.

Setiap anak akan mengenang kebaikan ayahnya. Kini, giliran saya untuk membawa anak-anak menekuri jalan panjang orang tua keduanya. Tidak hanya itu, kami juga nyekar ke buyut mereka dan kakek ke-9 mereka, almarhum Rowi bin Syihabuddin yang berada tak jauh dari kami duduk merapal doa-doa. 

Untuk menuju ke sini, kami berjalan kaki sambil menikmati jalan raya kampung dan pertokoan yang berjejer di sepanjang jalan menuju gang ke rumah, dari toko buah, apotek, material, dan cukur rambut. Apa pun perubahannya, setiap orang akan menghabiskan lebih banyak waktu untuk merawat kebutuhan batinnya, seperti ziarah ke kubur. 


No comments:

Syawal Kesembilanbelas

Sebelum pukul 6, kami pergi ke musala pondok untuk mengikuti pengajian kitab anggitan Imam al-Ghazali. Meskipun hari ini kosong, karena kiai...