Wednesday, December 28, 2022
Media Sosial dan Kejumudan
1. Kita terdedah pada banyak hal di media sosial, tetapi susah menemukan kejernihan. Belum lagi, notifikasi seringkali mengajak penggunaan untuk berpindah dari satu ruang ke ruang lain.
2. Berada di belantara dunia maya, kita berada di tengah kemacetan. Seseorang hakikatnya tidak pergi ke mana-mana, meskipun ia seakan-akan berselancar. Sebab, ia duduk di tempat sambil memelototi layar.
3. Saya lihat, orang tampak khusyuk di depan layar gawai, ternyata mereka berlari ke sana ke mari. Belum lagi, ia berbicara isu A dengan B di grup C, ia segera pindah ke soal lain dengan D di grup E. Apa boleh buat?
4. Tetapi, kata mitra grup WA, Mas Khatim, 1, 2. dan 3 perlu diuji. Buku bukan ide mutlak. Tentu, ini bentuk penolakan pada kebenaran tunggal.
Sumber: Erich Fromm, Bahasa yang Terlupakan: Pengantar Tafsir Mimpi, Dongeng dan Mitos.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pagi Sore
Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap c...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...

No comments:
Post a Comment