Kantin asrama tidak hanya menjadi ruang untuk bersarapan, tetapi juga berbahas program.
Di sini, saya menikmati sepinggan nasi goreng dan secawan kopi panas sambil membaca surat kabar, seperti Utusan, Berita Harian, atau The Star. Di awal tinggal, saya sering membaca koran yang terakhir, media berbahasa Inggris, yang juga dibaca oleh montir bengkel.
Setelah itu, kami pun ke perhentian bus untuk menuju ke kampus, dan melewati jembatan untuk naik bus kedua, yang akan berhenti di banyak titik.
Asrama, bus, dan kampus mengurangi kemacetan jalan raya. Tentu, ikhtiar Tan Sri Zulkifli Abdul Razak, rektor, untuk mengurangi penggunaan plastik adalah wujud ide besar bahwa perubahan dilakukan oleh kaum terpelajar. Bila universitas tak peduli dengan lingkungan, ada yang salah dengan pembelajaran.
No comments:
Post a Comment