Zumi bilang, like an old guy in Upin Ipin, right? setelah mendengar dr Mahathir Mohammad di TV Metro. Perdana Menteri ke-4 dan ke-7 ini memberikan kuliah umum pada Rapat Kerja Nasional Partai Nasdem di Senayan.
Saya mengikuti syarahan ini. Menarik, ada peserta bertanya soal buku "The Malay Dilemma". Tun menjawab bahwa karya itu lahir dari kehendak agar Melayu bisa berjalan bersama kaum (baca: etnik) lain di negeri jiran. Merit itu tidak bisa dijadikan pengukur tatkala kesetaraan belum wujud. Itulah mengapa kebijakan afirmatif diambil untuk menciptakan keseimbangan.
Tentu, beberapa diksi yang disampaikan Tun perlu untuk dicerna karena tidak akrab dengan peserta, seperti kerajaan (pemerintah), bandar (kota), dan pokok (pohon). Saya ingat tatkala Ibu Leila S. Chudori akhirnya memilih menggunakan bahasa Inggris tatkala mewawancarai Tun dulu.
No comments:
Post a Comment