Emmanul Levinas berujar bahwa esensi kata itu pada awalnya tidak berada pada makna objektifnya atau kemungkinan deskriptif, tetapi dari respons yang dihasilkan oleh kata itu (hlm. 196).
Aha, lagu Ayam Den Lapeh mengalun. Saya tak paham artinya, tapi ada keriangan dan kehangatan dari teman-teman Minang, seperti Mas Zulheri Rani dan Mas Dian Permata, orang Jakarta asal Padang.
Lalu, Doa dan Airmata oleh CRK jelas bisa dipahami, tetapi apa respons pendengar? Dalam tradisi semiotik, signifikansi adalah arti yang berada di luar makna kata, yang hadir karena kadang lagu, malah pujian menjelang salat, terkait sesuatu yang lain.
Pram kata bahwa kita disatukan oleh bahasa yang setara, sehingga manusia bumi ini tak dibelenggu oleh kasta. Tetapi, dunia modern itu memiliki tuan yang mengatur kehidupan manusia, yakni gawai dan telepon pintar. Karena tak tahu apa yang mau dilakukan, banyak orang habiskan waktu di depan layar.
Kadang, hangat fisik itu juga membantu batin kita. Kopi dan mendoan (tempe goreng) membantu kita untuk senang. Jiwa disangga raga.

No comments:
Post a Comment