Ada nada kesal Che Mat dan Ann. Saya juga turut menimpali, meskipun mencoba untuk melihat persoalan dari sudut pandang lain. Siapa tahu ada makna.
Kalau kita yakin bahwa hidup ini adalah proses panjang, maka perseteruan ini adalah tahap yang mesti dilalui.
Memang, kata Gurr, bahwa adanya relative deprivation akan memunculkan solidaritas dan mendorong untuk memobilisasi kelompok menolak hegemoni. Saya merasakan ini telah muncul dalam perbincangan dan blogger.
Saya masih yakin kata Emmanuel Levinas, Teolog Katolik dan Ahli Falsafah, yang mengatakan bahwa keselamatan diri adalah menyelamatkan orang lain. Saya mencoba untuk melakukannya meskipun berat. Orang lain adalah wajah kita juga. Kalau, kita gagal menyelamatkan mereka, maka kita tidak akan menemukan keselamatan [salvation].
Sekali lagi [seperti komentar saya pada Che Mat], awal yang manis, jangan berakhir tragis!
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Murid Sunan Kalijaga
Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
1 comment:
Kalau sekadar jantan seperti itu, tak heran. Bagi saya kewujudan mereka sama juga seperti tiada. Tapi kalau dah mengganggu ketenteraman saya & juga kawan2 saya; maka mereka seharusnya ditentang. Biar mereka sedar diri sedikit. Itulah masalahnya dengan orang Asia, sanggup ditindas demi sebuah ungkapan "budi bahasa" atau "sopan-santun". Yang pastinya bangsa dari negara yang satu itu & yang sekitarnya memang spesies piranha. Belum lagi nampak contoh yang baik.
Post a Comment