Badan yang limbung karena terguncang ditambah udara yang dingin, saya merasa betul-betul 'lemas'. Secangkir teh panas yang saya raba dan aroma panas membantu memulihkan tubuh yang tak mampu menyangga hasrat menikmati panorama bukit Cameron Highland.
Jauh nun di sana, saya masih merasa dekat karena pekerja di warung ini adalah orang Indonesia. Tampaknya, tak sejengkal tanah negeri Jiran ini tak dipijak saudara kita. Lebih dari itu, Bunda selalu di sisi menemani saya yang sedang berusaha menikmati perjalanan meskipun tubuh sangat lelah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Mengenal Pikiran
Kaum idealis dan materialis melahirkan turunan cara berpikir. Saya memanfaatkan keduanya tatkala mengajar Filsafat Takwil di Universitas Nur...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment