Tuesday, September 28, 2010
Menyegarkan Kampus
Menebus kesalahan kita dengan mengosongkan kawasan kampus dari asap kendaraan perlu dilakukan. Bagaimanapun, monoksida itu adalah berbahaya untuk lingkungan dan manusia. Dengan peluncuran laluan bersepeda, orang ramai tentu tidak akan selalu menghisap asap dan berusaha untuk memanfaatkan kaki mereka untuk melangkah menuju tempat tertentu. Tadi, saya pun berjalan dari kantor ke masjid, tempat rumah terbuka menyambut Syawal dihelat. Dengan menyusuri kampus dengan kaki, saya bisa menikmati rumput, pohon dan udara yang segar. Tak hanya itu, saya pun bertemu banyak benda di sepanjang perjalanan lebih cermat dan khidmat.
Mengingat jalan-jalan setapak baru di kampus telah dibangun, mungkin lahan parkir khusus bisa digunakan, seperti Padang Kawad dekat Stadium, untuk memungkinkan warga berjalan ke tempat kerja masing-masing. Tentu, ada banyak titik-titik parkir lain yang bisa dimanfaatkan dengan patokan sesuai dengan jarak tempuh yang paling dekat. Dr Talhah Idrus, dosen arsitektur, pernah bercerita bahwa dengan lalu-lalang warga di sepanjang jalan akan memungkinkan komunikasi terjadi. Dulu di awal tahun 1970-an, para mahasiswa dan dosen acapkali bertegur sapa karena mereka tidak terburu-buru dengan kendaraan yang melaju cepat. Kalau kebijakan (policy) ini dikeluarkan, kampus USM akan menjadi kawasan silaturahim yang dahsyat.
Sepatutnya jalan kaki adalah pengalaman mengasyikkan di dalam Kampus Dalam Taman. Sembari menikmati beberapa pojok yang enak dilihat mata, seperti di depan Masjid, kita pun bisa menikmati kicauan burung, yang acapkali berseliweran di sela-sela pepohonan. Saya yang sering menyusuri kampus di hari libur bisa merasakan betapa keadaan lengang itu membuat napas tak tersedak dan telinga lebih tajam menangkap isyarat alam. Dalam keadaan seperti ini, ingin rasanya kampus cuti setahun, agar monoksida itu tak mengeruhkan suasana alamiahnya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Murid Sunan Kalijaga
Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment