Friday, August 05, 2022

Jilbab dan Adab

Kami pernah mengajak Biyya untuk mencari sekolahan. Dengan memberikan kepercayaan untuk memilih sendiri, ia belajar untuk membuat keputusan. Salah satu pengurus sekolah yang kami datangi menunjukkan raut muka tidak simpatik karena anak perempuan kami tidak memakai jilbab. Kami mencoret lembaga ini serta merta. Tidak ada kecocokan. Itu saja.

Tetapi, kala itu kami tidak mengumumkan agar sekolah tersebut ditutup dan menyeru pada khalayak untuk tidak belajar di lembaga serupa. Apalagi, kami mengaitkan dengan partai politik yang menaunginya. Boleh jadi, orang itu saja yang tidak dewasa dan matang.
Kini, Biyya memakai jilbab ke sekolah. Dulu, ia menggunakannya di UUM IS atas pilihan sendiri tatkala duduk di kelas 4. Kami pun terkejut. Mengapa? Kata guru agamanya, pahala akan didapat dengan menutup aurat. Do you know what "pahala" is? Something good from God.
Kami tidak perlu drama soal ini. Kesadaran beragama itu muncul dari prilaku sehari-hari dalam bentuk peduli, hormat, dan "welas asih". Tuhan tidak menciptakan kita dalam keadaan memakai pakaian.

No comments:

Syawalan Keduapuluhlima

Tujuan utama dari karya saya ini adalah melebihi epistemologi keilmuan Islam tradisional. Apa yang terlalu sering dielu-elukan sebagai sesua...