Wednesday, August 31, 2022

Menolak Kenaikan BBM

Sebelum ke jalan, saya turun ke sini, media sosial. Simpang siur soal subsidi jelas menunjukkan pengelolaan yang amburadul. Belum lagi, ketidakkompakan pengelola tentang besaran dan sasaran dari subsidi tak juga jelas. 

Sebagai wujud dari pilihan, saya menolak kenaikan harga BBM. Penentuan harga bahan bakar belum menunjukkan transparansi. Untuk itu, jawabannya adalah aksi. Apalagi, data Bansos belum sepenuhnya dibereskan. BLT sebesar Rp 600 ribu sejatinya tidak sebandingkan dengan harga barang-barang yang terkerek naik tatkala bahan bakar melonjak. 

Menyahuti ibu Mega bahwa warga agar tidak cengeng dengan kenaikan harga, kami menyatakan bahwa justru karena tegar kami menyatakan protes. 

Lawan! 
 

No comments:

Syawalan Keduapuluhlima

Tujuan utama dari karya saya ini adalah melebihi epistemologi keilmuan Islam tradisional. Apa yang terlalu sering dielu-elukan sebagai sesua...