Beberapa hari yang lalu, kami mampir ke Gramedia Matos, Malang. Istri Tetty Noor Aini memfoto rak buku laris. Karya Bu Leila S. ChudoriLeila S. Chudoril nangring di senarai pertama.
Warga kota dingin ini telah memilih bacaan yang tepat. Laut Bercerita bukan sekadar cerita, tetapi fakta yang ditafsirkan bahwa kekerasan oleh kekuasaan itu sangat tercela.
Bukti dari kepekaan dari warga Kera Ngalam ini adalah coretan ACAB di banyak sudut kota. Kekerasan atas nama apapun ditolak. Tabik.
Saya memberitahu sepupunya Dini Syna, Biyya telah menguliknya berkali-kali hingga sampulnya kucel. Dengan membaca karya ini, generasi baru itu tahu bahwa sejarah negeri pernah melalui kekerasan yang tidak tepermanai. Malangnya, pelaku masih malang melintang dalam perebutan kekuasaan. Anehnya lagi, korban-korbannya diam.
Sunday, December 25, 2022
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pagi Sore
Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap c...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...

No comments:
Post a Comment