Setiap Kamis siang, MATAN akan menggelar selawatan. Sekali-kali saya hadir untuk bersiduduk agar bisa merasakan kesyahduan dan kekhusyukan dalam melantunkan pujian. Dengan disiarkan melalui pelantang, suasana siang itu terasa magis.
Karena harus mengisi kelas literasi pada waktu yang sama, saya menghadirinya secara gaib. Kegiatan ini merawat kepikiran, sementara selawatan adalah memupuk kebatinan.
Setelah mengasah otak, warga berjemaah di musala. Mereka merehatkan logika, dan menajamkan rasa. Ini dijaga agar hidup tidak oleng. Tatkala tepekur di sini, seseorang tidak lagi berpikir tentang perut dan isi dompet, tetapi ia menghadirkan penghayatan tentang kenyataan secara utuh.
Friday, January 20, 2023
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Murid Sunan Kalijaga
Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Semalam takbir berkumandang. Hari ini, kami bersama ibu, saudara, dan warga menunaikan salat Idulfitri di masjid Langgundhi. Setelah pelanta...
-
Saya membawa buku Philosophy for Dummies untuk coba mengenalkan anak pada filsafat. Biyya tampak bersemangat tatkala pertama kali mendapatka...
No comments:
Post a Comment