Wednesday, January 24, 2024

Pangkas Rambut

Saya dan Zumi sering mencukur rambut di sini. Sebelum pandemi Covid-19, kami mengeluarkan Rp 5000 dan kini naik Rp 3000. Tentu ini lebih murah dibandingkan dengan tempat  lain yang mematok harga Rp 10 ribu. 

Di sela bekerja, Mas Wijaya suka bercerita tentang apa yang terjadi di sekitar kampungnya. Saya pun menimpali untuk berbagi kisah. Dengan memilih kedai ini, saya hanya perlu berhenti sejenak dalam perjalanan dari kampus ke rumah. 

Ia pun memutar pelbagai lagu melalui pemutar MP3. Setidaknya, seraya menunggu giliran, orang-orang bisa menghibur diri. Tetapi berbeda dengan anak kecil yang ditunggui oleh orang tua, ia akan bertingkah, seperti mengetuk pintu dan berjalan ke sana kemari.  

No comments:

Syawalan Keduapuluh Sembilan

Lagu Emansipasi Wanita Bang Haji jelas menggambarkan pandangan lama tentang kesetaraan lelaki dan perempuan. Kecia Ali menyodorkan gugatan ...