Thursday, December 18, 2008
Menyemai Hubungan Serumpun
Meskipun ruangan Dewan Persidangan Universiti tidak membludak karena liburan, namun partisipasi peserta dari Indonesia dan lokal cukup untuk menghadirkan perbincangan yang menarik tentang hubungan dua serumpun. Semua orang tentu mempunyai kesan berbeda, namun yang lebih penting dari itu adalah kesedian untuk berbagi gagasan dan mau duduk bersama.
Sejatinya kami mahasiswa Indonesia yang belajar di Malaysia tidak mempunyai prasangka yang berlebihan karena kami melihat begitu dekat saudara yang dulu disatukan oleh langgam kebudayaan yang sama. Malang tak dapat ditolak, kadang saudara bisa bertengkar hebat, bahkan mungkin bertikam lidah dalam arti verbal.
Namun itu tidak akan terjadi jika kita mengurai masalah dengan jernih dan keingingan untuk mengungkai perselisihan dengan kesadaran sejarah, sosial dan budaya. Identitas, dalam perspektif posmodernisme, adalah mitos. Ia berbeda dengan pandangan pra-modern yang menganggapnya stabil dan pasti. Sementara modernitas melihatnya sebagai sebuah atribut budaya yang dikonstruksi, bukan given. Di sinilah, kita akan memilih ke mana identitas itu dilekatkan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Syawal Keduapuluh
Bedah buku The Gene oleh Siddharta Mukherjee tidak menampilkan satu atau dua pembicara, tetapi memberikan kesempatan pada peserta untuk ber...
-
Semalam, kami berlatih menyanyikan lagu daerah, Apuse Kokondao Papua dan Ampar-Ampar Pisang dari Kalimantan. Ibu Yunita, mahasiswa PhD Musik...
-
Dulu tatkala membaca karya Louis Dupre, saya menekuri teks berupa anggitan huruf-huruf di atas kertas. Penulis "Religious Mystery and...
No comments:
Post a Comment