Saturday, December 14, 2013

Minyak Goreng dan Racun

Di sela menunggu isteri menebus obat di apotik rumah sakit KMC, saya membaca sekilas berita utama koran Kosmo! Alamak, minyak goreng yang dipakai hingga lebih dari tiga kali akan menjadi racun pada tubuh manusia. Tentu, ini bukan kabar baru. Namun, pemaparan isu ini penting, agar tak menjadikan hidup kita genting.

Menurut saya, sepatutnya penggunaan minyak dibatasi untuk dua kali saja, atau maksimal tiga kali, agar racun itu tidak meresap pada tubuh anggota keluarga. Hanya saja, apakah ibu rumah tangga rela membuang minyak bekas? Mengingat Indonesia dan Malaysia sebagai pengeluar terbesar dunia minyak goreng, tentu warganya tak perlu merogoh kantong hingga dalam untuk hanya mendapatkan seliter minyak.

Lalu, mengapa kabar ini penting? Karena ia terkait dengan kesehatan manusia. Apatah lagi, tujuan Syariah itu hakikatnya menjaga tubuh manusia agar tidak sakit. Semestinya fiqh terkait makanan perlu mendapatkan perhatian semua pihak. Agama sepatutnya hadir dalam keseharian manusia yang paling nyata. Dalam politik, ia hanya dijadikan alat oleh segelintir untuk berkuasa. 

4 comments:

mosleim said...

harusnya ada fatwa haramnya, :)

M. Faizi said...

Iya, kita sering keenakan makan di luar rumah dan tidak tahu makanan tersebut digoreng dari minyak apa, berapa kali pakai, dan seberapa banyak menggunakan MSG. Kalau kita makan di rumah sendiri, kita bisa mengatur sendiri dan tahu kehendak kita.

Oh,ya. Sepupu saya menulis buku Makanan Sehat Menurut Alquran.

Ahmad Sahidah said...

Mas Mosleim,

Agak riskan, mungkin. Tapi, pengetahuan seperti ini perlu diajarkan pada semua lapisan.

Ahmad Sahidah said...

Mas Kyai Faizi,

Terima kasih informasinya. Semoga nanti saya bisa mendapatkan buku tersebut.

Saya memang lebih memilih menikmati makan di rumah.

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.