Monday, September 07, 2015

Dunia Anak

Ketika saya memintanya untuk menulis judul buku ini, Existensialism, anak dalam gambar sebelah malah menggambar keranjang dan orang. Dengan membiasakan menulis kata, saya membayangkan ia akan belajar untuk bisa menulis lema dalam bahasa Inggeris. Namun, lain dipinta, lain dibuat.

Tak hanya itu, buku cerita Ladybird, hadiah dari sebuah susu formula, pun hanya dibaca beberapa halaman. Saya tak bisa memaksanya untuk melakukan apa yang perlu dilakukan. Lagipula, ia masih belum sepenuhnya bisa menulis dan membaca, sehingga memaksanya melakukan demikian merupakan sebuah siksaan.

Anak-anak seusianya tentu melihat dunia dalam gambarannya. Untuk mengajaknya belajar, seperti membaca dan menulis, justeru kita, orang tua, yang lebih sering memberikan contoh. Misalnya, selain menonton film televisi, saya pun acap membuka buku, meskipun kadang malas mendarasnya.



No comments:

Syawalan Keduapuluhempat

Saya mendengar ludruk ini dengan riang melalui radio Bayu Gita FM. Para pemain bisa berkelakar tanpa beban. Ini mustahil dilakukan dalam keh...