Menemani Biyya menonton film, saya melihat karya ini menghibur. Tokoh utama, Kyle Moore, bisa memenuhi segala keinginannya hanya dengan mengunggah status di aplikasi U-Niverse.
Namun, bukankah sumber penderitaan itu pemenuhan hasrat? Ya, setelah kita melaluinya dengan renungan. Siswa SMA Hayden tersebut justru menemukan diri dan keluarga setelah tidak lagi bisa mengontrol kenyataan.
Aha! Hidup ini apa yang terjadi. Akhirnya aplikasi itu berhenti berfungsi. Apapun, si miskin itu adalah orang yang selalu ingin lebih dan lebih. Lalu, mengapa kita tak berusaha mengenal kebutuhan sejati? Biyya, what is your truly needs? She said, it depends on the situation.
Saturday, February 05, 2022
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Pagi Sore
Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap c...
-
Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
-
Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
-
Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli. Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...
No comments:
Post a Comment