Monday, May 16, 2022

Islam "Murni" da Budaya

Lelaki itu menganut Islam budaya. Baginya, lebaran adalan petasan, rendang dan lemang. Temannya menemukan kesyahduan dalam takbir di tanah suci. Setiap orang menemukan jalan hidup.

Tetapi, bila agama adalah akhlak, maka siapapun harus tunduk pada ketertiban umum. Sesederhana ini manusia berlakon di dunia, selebihnya adalah soal ia berada pada tangga eksistensi tanpa disadari. Kita bisa meletakkan pada bakul mana seseorang menyatakan dirinya, "murni" atau budaya. Meskipun, batas-batas ini kadang tidak tegas, sebab seseorang bisa menjalani keduanya tanpa beban. 

Ya, sehari sebelum hari raya, saya duduk di lapak ini tak jauh dari masjid dan rumah. Ada seorang warga yang membeli mercon seharga Rp 540 ribu, besaran yang tak masuk akal. Ia menghabiskan uang sebanyak itu untuk dibakar dalam hitungan detik. Tetapi, mungkin pengaruh kepuasan mampu mengisi hasrat. 

No comments:

Syawalan Kedelapanbelas

Kami menemani Zumi, yang mengikuti lomba bersama-sama kawan-kawannya di SD Katolik Pius Kraksaan. Mereka  mengikuti pelbagai bidang pelajara...