Tuesday, November 29, 2022

Hidup yang Tenteram

Filsafat semestinya kembali pada persoalan abadi di awal kemunculannya, yakni bagaimana hidup tenteram (good life) bisa dicapai. Setelah menjalani pengalaman panjang belajar ilmu Yunani sejak S1(UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta) hingga S3 (Universiti Sains Malaysia (USM), hakikatnya kehidupan mesti berpijak pada masa, suasana, dan dengan siapa kita berbagi dalam sehari-hari.
Phronimos adalah hidup yang asli karena diri bersama liyan, meskipun kita akan memilih orang lain yang boleh diajak untuk membangun komunitas yang ideal. Pendek kata, kita tidak bisa menjadi Diogenes untuk bersikap egois dengan kepercayaannya tentang kesederhanaan. Apakah utopia? Kenyataannya, keterlibatan warga dalam satuan terkecil, Rukun Tetangga, tidak sepenuhnya, karena masing-masing memiliki preferensi dalam banyak hal.

Bahkan dalam kelompok yang monolitik, kita tidak mudah memobilisasi warga untuk berjemaah subuh. Meskipun demikian, ada kegiatan lain yang menyebabkan mereka bergotong royong untuk menyukseskannya, seperti perayaan Maulid Nabi. Masing-masing membawa makanan untuk bertukar setelah kegiatan. Salah satu dari mereka membuat pohon uang, yang daunnya Rp 2000 akan diberikan pada anak-anak yang hadir agar mereka memiliki kenangan yang indah tentang kelahiran panutan. Di sini, kita sejatinya merayakan nilai.
 

Monday, November 28, 2022

Perempuan dan Kebahagiaan


 Saya membeli buku ini dengan The Happiness of Pursuit oleh Chris Guillebeau sebagai bahan tambahan Sains Pemikiran dan Etika Universitas Utara Malaysia dulu. Keduanya dibeli di toko Popular Mal Central, Kedah.

Dua karya ini mengisahkan tujuan etika, kebahagiaan, melalui cerita. Lalu, mengapa Biyya akhir-akhir memilih Gretchen Rubin? Mungkin, perempuan berbicara kesenangan secara berbeda dibandingkan laki-laki.
Apa pun, saya berharap buku ini tak akan mengalami nasib sama dengan Kamus Oxford dan novel Geiman, sampul rusak dan kucel. Saya menyarankan penyuka Harry Potter itu menyusun bulan-bulan proyek kebahagiannya pada tahun 2023.

Sunday, November 27, 2022

Cebong dan Kampret

Banyak kata dibebani oleh rekaan sendiri, kata Eka Kurniawan. Tak hanya di sini, di negara jiran, erti lema juga ditekuk sedemikian rupa agar sejalan dengan pilihan politik.

Padahal, kenyataan tidak sesempit sangkaan. Sebagai anak yang mewarisi emosi Masyumi, saya kagum dengan Risma, mantan wali kota Surabaya, karena berhasil mengubah wajah kota. Betapa senang saya bersalat Iduladha di depan Taman Bungkul bersama keluarga.

Andai PPP nanti memilih Ganjar, saya tetap sokong Anies. Di Bawah Lindungan Ka'bah sekalipun, pilihan calon kami bisa berbeda. Tentu, dengan cemas, saya menunggu isyarat Bang Haji sebagai pengasuh Perguruan Islam Rhoma Irama (PIRI).

Kalau Anies, RK, dan Ganjar bisa duduk semeja, mengapa kita harus bersikap seperti Eko Kuntadhi dkk? Ruang gema (Echo Chamber) perlu didobrak agar media sosial kita tidak menjadi kamar orang-orang yang menyuarakan berita pelintiran hanya karena ia mendukung calon yang dielusnya, dan mencela kandidat yang tidak disukaianya. 
 

Khatmil Qur'an

Saya sampai ke rumah Haji Khamsun setelah bertanya pada beberapa orang di sepanjang jalan ke Randujalak Besuk. Tatkala terakhir bertanya pada seorang emak, ia menunjuk pada sebuah rumah tak jauh dari tempat kami berdiri.

Ketika bersiduduk sambil menunggu santri yang lain, Pak Obex Shakera menunjuk Mas Hefni. Ingat? Ya. Setelah 30 tahun tak bertemu, saya menukas Guns N Roses. Saya tahu sampul kaset GNR dari lelaki kalem ini yang sama-sama mondok di Latee.

Don't Cry itu mengingatkan kami berjemaah di masjid, bersekolah pagi, mengaji kitab, dan tidur lelap 15 menit seusai sekolah siang. Lagu itu adalah soundtrack dari keremajaan kami di bawah bukit Lancaran. Pada waktu itu, saya belum menonton video klipnya.

Subhanallah, Mas Hefni adalah adik ipar Pak Supandi Alsadin, yang merupakan orang tulus dalam menjaga kami di blok Asy-Syafi'. Saya akan sowan ke kediamannya di Jember nanti. Setelah menua, saya hanya perlu menyiram akar agar pohon kehidupan subur dan makmur.
 

Friday, November 25, 2022

Menguji Reformasi Anwar

Sdri Nurul Izzah Anwar menulis bahwa menang adalah cobaan dan kalah juga cobaan.
Saya pikir politik itu adalah kompromi setelah angka diraih. Dengan narasi pemerintahan perpaduan, yang dulu pernah diusulkan Abdul Hadi Awang, Malaysia telah memasuki babak baru dalam politik (baru).
Segalanya bisa berubah. DAP dan BN bisa bersatu di era Anwar Ibrahim, sebagaimana dulu dalam Pakatan Rakyat PAS dan DAP juga bisa bergandeng tangan. Saya pernah hadir pada Konvensi PR di stadion Kedah Darul Aman untuk melihat dari dekat bagaimana Lit Kit Siang, Abdul Hadi Awang, dan Anwar Ibrahim bisa duduk semeja. Pendek kata, politik primordial itu bisa retak dengan membuka diri pada kemajemukan.
Dengan kursi PN sebanyak 73, Bersatu dan PAS bisa mengambil posisi terhormat sebagai oposisi. Dengan dukungan Melayu 53 persen, PN tentu menjadi "UMNO" jilid kedua, sementara PH dengan 11 persen perlu hati-hati untuk menghindari sumbu pendek setelah isu rasial sempat viral di media sosial. Lagi-lagi, koalisi dalam politik itu juga bisa retak. Kekuasaan itu adalah seni membujuk, selebihnya rakyat sebagai majikan akan menentukan siapa yang akan menjadi orang nomor satu. Kenyataannya, Raja lah yang mengatasi kemelut, setelah tidak satupun dari koalisi meraih suara mayoritas sederhana (simple majority), 112 kursi.
Kini, politik kesejahteraan dan keadilan adalah pekerjaan rumah yang lain, setelah pesta demokrasi digelar. Lagi-lagi, hakim dari semua ini adalah rakyat. Suara mereka adalah keramat!

 

Wednesday, November 23, 2022

Jitra, Teman, dan Pemilu


Teman baik di Semenanjung telah menunaikan pencoblosan pemilu. Setelah itu, dia dan keluarga makan di KFC dekat Pasar Jitra.

Dulu, tatkala tinggal di Jitra, saya membelikan Biyya dan Zumi bubur bila keduanya sakit. Sekali-kali kami sarapan di sini, tidak jauh dari sekolah TK si sulung, Smart Reader Kids.
Ada keinginan yang belum tertunai, yakni berkunjung ke rumah Kassim Ahmad. Kami telah melawat rumah Tun Mahathir. Semoga nanti bila kami melawat, saya akan pergi ke mantan pegiat kiri itu.
Semoga hasil penghitungan malam ini mengakhiri ketidakpastian politik.

Novel adalah (Kisah) Kita

Hunter, Islinton, Door - these characters are part of my life now. ~ Tory Amos
Novel ini adalah hadiah dari guru Biyya, Ms Galilee di sekolahnya, Universiti Utara Malaysia International School. Karena sampulnya rusak, saya merekatnya dengan lem Fox.

Kita mungkin bisa mengenal watak kita dalam novel. Tokoh-tokoh itu seakan-akan adalah personifikasi kita, meskipun tidak utuh. Setidaknya, dunia ini bisa diletakkan di atas kertas dalam bentuk cerita.
Bukankah hidup ini tidak lebih daripada sebuah kisah yang kita pilih? Setelah itu, kita hanya merawat alur, dialog, dan lokasi. Titik.

 

Membaca Karya

Kami menjadikan buku Simmel sebagai rujukan dalam mata kuliah Filsafat Keuangan Universitas Nurul Jadid.
Untuk itu, kami menghadirkan buku ringkasan dari pembaca, seperti Gianfranco Poggi, agar kami mudah menangkap pesan sarjana kelahiran 1858 tersebut.
Di bab 2. "Pengarang dan Buku", kita bisa menelusuri kisah cendekiawan yang kuliah di Universitas Berlin. Di sini, kami bisa memahai idenya secara lebih utuh.
Setelah dapat gelar privatdozent, ia mengajar sebuah subyek yang bayarannya tergantung pada jumlah mahasiswa yang tertarik dengan mata kuliahnya.
Pendek kata, siapapun punya kisah yang terkait dengan pencarian dan pencaharian. Asal-usul Yahudinya tentu membuat langkahnya tidak bebas karena ada sejarah panjang diskriminasi resmi terhadap kaum Yahudi. Tetapi, orang yang tercerahkan akan segera mengambil posisi dalam silang sengkarut ini.

 

Tuesday, November 22, 2022

Kepolitikan

Filsafat politik berbicara tentang hakikat kekuasaan. Itulah mengapa isu yang dibahas adalah, di antaranya, soal pemisahan antara kuasa eksekutif dan legislatif.
Betapa lancung, sebuah kegiatan vaksinasi BUMN ditunggangi oleh wakil rakyat yang berasal dari salah satu anggota dari komisi pengawas perusahaan plat merah itu.
Sememangnya, tidak ada UU yang mengaturnya, tetapi ini jelas mengangkangi etika politik. Oleh karena itu, saya mencoret calon ini dari senarai bakal kandidat pada tahun 2024. Tidak layak!
sila simak di sini: https://kabarmadura.id/kepolitikan untuk mengulik hakikat politik yang selama ini kadang dianggap sebagai peristiwa lima tahunan. Padahal, politik itu adalah keseharian kita.

 

Monday, November 21, 2022

Siasat Kepemimpinan

Mas Amin Mudzakkir, sertifikat ini sempat tertukar dengan milik Pak Mushafi Miftah. Dua hari kemudian, saya mendapatkannya. Saya tidak sempat mengecek dan membawanya begitu saja setelah penyerahan.
Siasat (siyasah) terkait dengan kesejahteraan rakyat sebagai tujuan. Oleh karena kemimpinan Islam tidak dibelenggu oleh sentimen kelompok dan ideologi. 10 Kriteria kepemimpinan dalam pemikiran Ghazali memang layak ditimbang kembali dengan cakrawala baru.
Saya pun mendorong agar kelompok-kelompok mahasiswa berhasil membangun komunikasi untuk menyatukan langkah sebagai kekuatan penekan, bukan kepanjangan dari politik praktis. Ini baru strategis! Saya menyesalkan kericuhan Muspimnas PMII. Kekerasan adalah tanda bahwa pikiran sudah tidak lagi bekerja.

 

Saturday, November 19, 2022

Mencari Tanda

Semalam lampu padam. Saya beranjak tidur lebih awal dan bangun pada dini hari. Hujan turun pada pukul 2.35. Angin malam menusuk. Sambil menikmati radio "streaming" The New yang memainkan alternatif, soul dan blues, saya masih mendengar suara kendaraan yang lalu lalang di jalan arteri.

Dulu, kami hidup di kampung. Kalau terjaga, kami tepekur sebab tidak ada siaran televisi, internet, dan radio. Kini, manusia hidup selama 24 jam bila mau melakukannya karena mereka bisa menghabiskan waktu dengan berselancar di dunia maya dan bercakap di media sosial.

Puluhan ribu kilometer Paiton dan Amrik dilipat dengan lagu The Moss Imsomnia. Imajinasi ini berjalan ke sana ke mari untuk mencari tanda. Ternyata, seperti ditulis oleh McCarthy dalam How Philosophy Can Save Our Life, kode filsafat itu bisa dituangkan dalam narasi, drama, film, dan nyanyian.

Tetapi, mungkinkah huruf dan suara itu mengantarkan pada keabadian bila Tuhan tidak hadir dalam keduanya? Satori dalam tradisi Zen itu adalah pengalaman intuitif dari pencerahan yang tidak bisa dijelaskan, digambarkan dan diterangkan dengan akal budi dan logika. Toshihko Izutsu remaja dulu selalu diminta oleh bapaknya untuk menghapus kata setelah menuliskannya di atas kertas.

Lalu, apa yang kita harus lakukan bila pengalaman puncak itu tak bisa berpijak pada kata-kata? Mungkin kiasan bisa menjelaskannnya dengan menghadirkan lautan sebagai pengalaman dan perahu yang kita tumpangi adalah jalan untuk mengarungi samudera ma'rifat. Itulah mengapa kapal kecil kita harus kokoh dan kuat menghadapi gelombang. Kalaupun kita tenggelam, kita berada dalam lautan keabadian. 

 

Bawani K S

Salah satu calon pada pemilu hari ini adalah K S Bawani. Penggiat Partai Sosialis Malaysia ini pernah mengambil kelas Sains Pemikiran dan Etika yang saya ajar di Universitas Utara Malaysia.
Ia memahami kapitalisme, salah satu topik dalam mata kuliah di atas. Itulah dalam isu TPP, kami sepakat bahwa semestinya kedudukan negara setara dan sejajar.
Tentu, saya punya preferensi sendiri, yakni ekonomi syariah. Meskipun al ashl fi al-mu'amalah al-ibahah, tetapi konsep musyarakah, mudharabah, dll adalah teori yang berdasar pada kepedulian terhadap kesejahteraan untuk semua tanpa dibatasi oleh perbedaan ras, agama, dan ideologi.
Fikih al-Iqtishadiyyah bukan sekadar mu'amalah, tetapi juga pengetahuan yang terbuka, tatkala pemain satu-satunya di kota adalah kapitalisme. Sosialisme malah tak didukung oleh penganutnya sendiri, di mana WSF reaktif dan Brasil lebih asyik dgn G-20 dan WEF.
Taqrib dan Fathul Mu'in perlu juga dibaca bersama Piketty dan Sloterdijk. Bila tidak, kita hidup di kurun sebelum abab 12.

 

Hari Filsafat Dunia


 Selamat Hari Filsafat Sedunia 2022 yang bertemakan "Manusia Masa Depan". Sejak 2002, UNESCO Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan perayaan Hari Filsafat Sedunia pada hari Kamis ketiga bulan November setiap tahun.

Sementara, saya menetapkan hari Selasa sebagai ruang kolom Falsafah Harian di koran Kabar Madura. Tulisan "Kesehatan" melengkapi kata dasar yang diimbuhi ke-an untuk menunjukkan ontologi dari sebuah obyek. Sebagaimana fungsi ke-an untuk membentuk kata benda abstrak dan konkret, sejatinya kata itu memiliki makna hakiki dan majazi.
Dari makna dasar dan relasional inilah, kita bisa melihat kenyataan jauh lebih luas dan rumit, tetapi puncak dari anggitan adalah pengetahuan praktis. Tanpa ini, filsafat akan selalu dilihat sebagai disiplin yang berada di seberang, padahal dulu di era klasik ia telah mengajukan pertanyaan yang dekat dengan keseharian, apa hidup yang tentram (good life)?
Di sisi lain, filsafat kini tidak bisa lagi berada di kelas, tetapi ia juga bisa digunakan sebagai alat untuk turun ke lapangan. Tatkala belajar Akidah dan Filsafat di IAIN Sunan Kalijaga, Pak Achmad Charris Zubair yang mengajar Filsafat Nilai mengajak para mahasiswa untuk meneliti kehidupan pengrajin ciu di Sukoharjo.
Metode penelitian filsafat kini bisa memanfaatkan subyek lain, seperti ekonomi, biologi, dan politik untuk bersama-sama memahami kenyataan yang dibuat oleh banyak orang semakin rumit. Padahal, seluruh bangunan pengetahuan bisa dilihat secara ontologis, epistemologis dan aksiologis dengan obyek material dan formal yang tidak lagi dilihat secara kaku.
Lalu, mengapa kata falsafah yang menjadi padanan filsafat sering digunakan sebagai kata untuk falsafah negara, bukan filsafat negara? Ini saja telah memantik kita untuk mengulik alam pikiran manusia yang berkelindan dengan dunianya sendiri tanpa menutup diri dari cara kehidupan orang lain.
Keterangan: penanda buku (bookmarker) itu buatan anak. Pesannya adalah anak-anak akan membaca filsafat sesuai usianya.

Thursday, November 17, 2022

Waktunya Bola

Tutup buku! Ini waktunya bola. Itupun bila Brasil berlaga. Dulu, saya bisa berjaga untuk memelototi layar kaca atau pagi-pagi segera ke warung untuk menonton tim Samba merumput.
Keajaiban Bebeto bukan hanya skuad Amerika Latin ini menekuk Italia dulu, tetapi saya, ayah, dan paman menontonnya dari TV Sharp tabung. Kini, TV itu tidak ada lagi, tetapi ingatannya abadi.
Meskipun presiden Lula, eh Bolsonaro, tak ke Bali untuk kenduri G-20, saya berharap Samba menggondol piala. Ini jauh lebih menghibur. Serbia dan Swiss tentu bukan lawan yang mudah. Justru, ini pemanasan yang baik sebelum melangkah ke babak selanjutnya. Apa pun, pada akhirnya, seperti bola, hidup ini juga permainan.

 

Obrolan tentang Diri


Terima kasih pada Pak Zaenol Hasan yang merekam perjalanan hidup saya selama ini. Ada banyak nama orang yang saya sebut dalam wawancara ini, seperti Mas Moch Nur Ichwan, yang membantu saya untuk belajar di USM, Pulau Pinang.
Kisah kecil belajar di surau kampung, sekolah di SDN Bataal Barat, mondok di Pondok Pesantren Annuqayah dan kuliah di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tentu menjadi sebagian pendidikan formal yang turut menanamkan nilai dan pengetahuan untuk menjalani kehidupan sehari-hari. Pengalaman mengajar di UUM bukan semata-mata ruang untuk belajar sekaligus, tetapi juga menjadi tempat dua anak saya bersekolah di sini.
Wawancara ini dilakukan di rumah, tempat istri, Biyya dan Zumi tinggal dan membuat saya senang dan tenang. Kini, saya berkhidmat di Pondok Pesantren Nurul Jadid dan Universitas Nurul Jadid.

 

Wednesday, November 16, 2022

Kesehatan

Jiwa saya tenang di raga yang senang. Semua orang juga akan mengalami hal serupa. Dua hal yang perlu disyukuri adalah sehat dan waktu luang. Hanafi Ahmad menyebut salim (sehat) untuk badan, akal, dan hati sebagai fase pendidikan. Betapa sehat itu kunci!
Lalu, apa arti kesehatan? Sila simak di sini https://kabarmadura.id/kesehatan. Dengan mendaras cetusan tersebut, semoga Anda sehat walafiat. Mungkin, pengalaman setiap individu tidak persis sama untuk menuju sehat.

Tentu, akal sehat juga bukan wujud dari kesehatan yang lain. Di sini, pemikiran kritis tak serta merta mewarnai cara seseorang menimbang banyak hal dalam keseharian. Cukup dengan bertimbang rasa, akal sehat hadir serta merta.

 

Monday, November 14, 2022

Menjaga Manusia


 Cakrawala menentukan sejauh mana kita melihat kenduri petinggi G20 di Bali.


Kalau sekadar dipandang menjaga nama baik negara, saya memilih menjaga martabat manusia.

Terjemahan


 1. Ada kelas terjemahan Semantics of Qur'anic Language: al-Akhira oleh Ghassan el-Masri. Sdr Hamimie mengikuti program MBKM di Bali. Jadi, ia mempresentasikan penerangan karya ini, halaman 18, melalui Google Meet.

2. "Batch" kedua ini dapat peserta suka rela baru, Fadhail, Mariam, Aisyayah, dan Bella. Dua mahasiswa terakhir adalah pelajara Ilmu Alqur'an dan Tafsir.
3. Kita berharap kemampuan turats dan Inggris pelajar kita seimbang
4. LPBA (Lembaga Pengembangan Bahasa Asing) pondok adalah tunjang dari kegiatan ini.

Saturday, November 12, 2022

Diskusi Jum'atan


 Saya menyiapkan slide power point untuk mengulas apa yang seeloknya dilakukan oleh kaum milenial untuk membangun peradaban negeri. Sesuai dengan takrif, generasi Qur'ani adalah pemuda dan pemudi yang berpegang teguh pada Al-Qur’an dan menjadikannya sebagai pedoman hidup, membaca, menghafal, memahaminya isi, serta mengamalkannya dalam seluruh aspek kehidupan dan kelakuan.

Para peserta adalah anggota dari PPIQ Nurul Jadid dan organisasi lain yang berminat pada kajian. Mereka adalah siswi dan mahasiswi yang senyap tatkala Mam'nuatul Khairiyyah melantunkan Al-Qur'an dengan bersimpuh di lantai panggung. Betapa adab yang mengagumkan! Wa'tashimu bihablillahi jami'an wala tafarraqu membuat kami tepekur, adakah kita telah terpaut dengan tali itu?
Setelah itu, Pak Ahmad Khoisol, penasehat PPIQ dan lulusan Agronomi UGM, memberikan sambutan untuk menjadikan kitab suci sebagai panduan etis secara lebih utuh. Beliau juga guru Biologi di MANJ, yang saya dengan penuh takzim mendengar apa yang dipikirkan tentang pengembangan sains di pondok.
Mereka yang bergiat di PPIQ berasal dari pelbagai program studi dan jurusan. Ini menunjukkan jalan pemahaman pada Al-Qur'an bisa dilalui dengan pelbagai disiplin. Dengan membahas karya Mohammad Abu Hamdiyyah, The Qur'an: An Introduction, kami menyoroti tema kedua dari buku tentang pengetahuan modern secara kontekstual. Adakah sains secara menyeluruh dilihat sebagai sunnatullah?
Tentu, sesi tanya-jawab mendatangkan kejutan. Salah seorang peserta mengajukan pertanyaan tentang penghapusan kata kafir dari wacana khalayak, yang dianggap bisa menyoal kemutlakan Al-Qur'an. Saya menukasnya, Anda bisa memeriksa di sini: https://alif.id/.../memeriksa-ulang-makna-kafir-b215776p/. Tidak mudah mengungkapkan semantik kata di banyak kepala yang memiliki kepercayaan dan keterbatasan latar belakang. Itulah parsimoni adalah jalan bijak untuk mengulas soal ini.

Thursday, November 10, 2022

Ma'had Aly

Saya menikmati kisah mahasantri Ma'had Aly yang dituangkan dalam tulisan pendek tentang pengalaman belajar di lembaga besutan almarhum Kiai As'ad Syamsul Arifin.

Sebagai juri, saya bisa mendengar pikiran calon ahli fikih, yang bisa melukiskan pengalaman belajar dengan jujur, tulus, dan jernih. Lomba esai mahasantri Ma'had Aly digelar untuk menyambut hari lahir (milad) Ma'had Aly Nurul Jadid yang ke-12.

Sambil mendengar radio The New 88.5 FM, yang mengudarakan soul, blues, dan alternatif, saya menyelak alam pikiran kaum terpelajar yang bergelut dengan kitab kuning tersebut. Dari mereka, kita berharap bahwa fikih akan merespons isu-isu "baru", seperti hedonisme, industri ekstraktif, dan oligarki.
 

Politikus dan Pesantren


 Politisi mengira bahwa kiai itu adalah pengumpul suara. Padahal, santri dibebaskan untuk memilih. Tidak ada mobilisasi karena ini bukan pendidikan demokrasi yang baik. Tatkala pengurus Gereja Kristen Jawi Wetan berkunjung ke pondok, kiai menjawa pertanyaan soal politik bahwa ia adalah alat, bukan tujuan.

Saya adalah anggota PPP dan mendukung Anies Baswedan untuk calon presiden. Saya hanya mengingatkan politikus kenamaan untuk tidak mengatur cara penyambutan di pondok. Pendek kata, lembaga pendidikan ini adalah salah satu model institusi yang bersama-sama merawat norma, nilai, dan pandangan hidup dengan kesepakatan bersama warga secara keseluruhan.
Kalau hendak bertamu, mereka seeloknya datang sebagaimana lazimnya orang bertandang untuk sowan. Apakan tidak, menjadikan pondok sebagai mula (start) dukungan politik dengan menyuruh sekelompok orang berteriak si anu sebagai presiden sangat tidak etis.

Sumber gambar: Jawa Pos, 8 November 2022

Wednesday, November 09, 2022

Oxytoxyn

Candi itu berdiri tegak. Kini, tidak ada lagi penganutnya yang beribadah di situ. Tak jauh dari warisan sejarah ini, sebuah masjid berdiri gagah. Saya tidak pasti bila penganutnya tidak memakmurkan salat berjemaah, ia akan mengalami nasib serupa dengan tempat ibadah yang lain. Ia akan menjadi tujuan wisata di lain waktu.
Ternyata, tidak hanya di Jawa, di Kelantan, banyak masjid hanya dihadiri oleh orang-orang tua dan segelintir pula di waktu subuh. Saya berpandangan bersembahyang bersama itu tidak wajib. Orang yang melakukannya tidak dianggap lebih saleh dibandingkan dengan mereka yang menunaikannya di rumah.
Setidaknya, dengan bersemuka dengan orang lain di musala, level oxytoxyn naik, zat kimiawi yang membuat kita tidak cemas. Biarlah pahala dicatat oleh malaikat. Kita harus mengurus apa yang bisa dilakukan secara bersahaja, bertemu manusia tanpa dibelenggu oleh telepon genggam.

Sejauh ini, saya tidak pernah melihat kebersamaan di kampung yang tidak steril dari penggunaan gawai, kecuali pas mendaras kitab suci di yasinan. Selebihnya, di mana pun kita akan melihat banyak orang sebentar-bentar membuka HP, seakan-akan ia (mungkin saya) orang penting yang tak henti-hentinya dihubungi oleh banyak orang.

Tuesday, November 08, 2022

Kekayaan

Kolom Falsafah Harian di koran Kabar Madura hari ini, 8 November 2002, berkisah tentang kekayaan. Saya mengutip kisah fiksi Crazy Rich Asians dan cerita nyata Haji Khalil sebagai latar.

Saya dulu ingin kaya. Oleh karena itu, saya berdagang batik ke Jakarta di sela liburan semester S1 di IAIN (sekarang UIN) Sunan kalijaga. Teladannya adalah Pak Musa Asy'arie, dosen Filsafat Islam, yang Berjuang dari Pinggir

Alhamdulillah, rugi. Tetapi, saya merasa kaya dengan mendapatkan pengalaman. Artinya, kata itu mudah retak bila diselak. Lebih jauh, bisa disimak di sini, https://kabarmadura.id/kekayaan.
 

Murid Sunan Kalijaga

Bertemu dgn Mas Zainul Abas di Jember. Setelah sekian lama tak bersua, kami tetap menyatu di bawah guru Sunan Kalijaga.