Friday, December 30, 2022

Cak Nun

Penanggalan Maiyah menempel di dinding warung pecel Madiun Paiton. Ada kutipan kata Ayah Sabrang di samping foto penulis kelahiran Jombang.
Sebagian potongan ucapannya beredar di banyak media sosial. Kami mengenalnya sejak Aliyah, apalagi ia pernah diundang ke pondok. Saya pernah mendengar wejangannya di UIN Suka, Wanitama, dan bahkan di rumahnya, Bantul.
Di masa tuanya, ia masih menyampaikan pesan. Melalui JTV setiap hari pukul 4 sore, kita bisa menontonnya untuk meraup pesan. Kekuatan kata-katanya mendorong pemirsa untuk berpikir. Tidak mudah memilih kata agar khalayak mengaut makna.

 

-

No comments:

Post a Comment

Subscribe to: Post Comments (Atom)

Pagi Sore

Dari Bidakara, saya dan Mas Duri ke warung Padang Pagi Sore. Anehmya, kami menikmati makan malam. Saya merasakan kenyal kikil dan menyedap c...

  • Kebenaran dan Metode
    Buku terjemahan saya berjudul Truth and Method yang diterbitkan Pustaka Pelajar dibuat resensinya di http://www.mediaindo.co.id/resensi/deta...
  • Riwayat Hidup
    Ahmad Sahidah lahir di Sumenep pada 5 April 1973. Ia tumbuh besar di kampung yang masih belum ada aliran listrik dan suka bermain di bawah t...
  • Menuju Vegan
    Ke negeri Temasek, kami menikmati nasi padang. Kala itu, tidak ada poster produk Minang asli.  Pertama saya mengudap menu negeri Pagaruyung ...